You are here:RSIJCP/Web/Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih - Web
0

Di era digital saat ini, kemudahan akses layanan menjadi prioritas utama dalam berbagai sektor, termasuk kesehatan. Sistem terintegrasi memungkinkan masyarakat mendapatkan pelayanan yang lebih cepat dan efisien tanpa harus mengantri atau datang langsung ke lokasi. RSIJ Cempaka Putih turut hadir dalam transformasi digital ini dengan menghadirkan aplikasi "RS Islam Cempaka Putih” oleh PT. Terakorp Indonesia, sebuah solusi praktis untuk memudahkan pasien dalam mengakses layanan kesehatan.

Dengan aplikasi ini, pendaftaran berobat dapat dilakukan langsung dari rumah menggunakan ponsel. Tidak perlu lagi datang pagi-pagi atau mengantri lama hanya untuk mendaftar.

Fitur-fitur Aplikasi Teramobile

  1. Pendaftaran Online - Daftar rawat jalan tanpa harus datang ke rumah sakit
  2. Jadwal Dokter - Cek jadwal praktik dokter secara real-time
  3. Riwayat Medis - Lihat catatan kunjungan dan hasil pemeriksaan sebelumnya
  4. Informasi Layanan - Dapatkan update terbaru tentang layanan rumah sakit
  5. Notifikasi- Terima pengingat jadwal kontrol dan informasi penting lainnya
  6. Anggota Keluarga - Menambahkan anggota keluarga, sehingga 1 aplikasi bisa digunakan bersama keluarga inti

Cara Menggunakan Aplikasi Untuk Daftar dan Berobat

  1. Download dan Registrasi

Langkah pertama adalah mengunduh aplikasi Teramobile melalui Google Play Store. Cari dengan kata kunci "RS Islam Cempaka Putih" lalu tekan tombol Install. Perlu diketahui bahwa saat ini aplikasi ini hanya tersedia untuk pengguna Android.

Setelah aplikasi terpasang, buka dan lakukan registrasi akun dengan mengisi data diri lengkap seperti:

  • Nomor rekam medis (jika sudah pernah berobat),
  • Nama lengkap,
  • Tanggal lahir,
  • Nomor telepon,
  • dan alamat email.

Terakhir buat password yang mudah diingat namun sulit untuk ditebak orang lain demi keamanan akun, kemudian simpan data tersebut.

  1. Proses Pendaftaran Berobat

Setelah berhasil login, pilih menu Pendaftaran Online di halaman utama aplikasi. Pasien akan diminta memilih jenis pasien terlebih dahulu. Selanjutnya, pilih poliklinik yang dituju seperti Poli Umum, Poli Gigi, Poli Anak, atau poliklinik lainnya sesuai kebutuhan.

Sistem akan menampilkan daftar dokter yang tersedia beserta jadwal praktiknya. Pilih dokter yang diinginkan, lalu tentukan tanggal dan jam kunjungan yang sesuai. Setelah semua data terisi, periksa kembali informasi yang sudah diinput untuk memastikan tidak ada kesalahan, kemudian tekan tombol konfirmasi.

  1. Bukti Pendaftaran dan Kunjungan

Setelah konfirmasi berhasil, pasien akan mendapatkan nomor antrian dan kode booking yang akan muncul di layar aplikasi. Simpan atau screenshot bukti pendaftaran tersebut. Notifikasi konfirmasi juga akan diterima di aplikasi, dan dalam beberapa kasus dikirimkan melalui SMS.

Pada hari kunjungan, datang ke RSIJ Cempaka Putih sesuai jadwal yang telah dipilih. Tunjukkan bukti pendaftaran dari aplikasi di loket pendaftaran, dan pasien bisa langsung menunggu panggilan sesuai nomor antrian tanpa perlu mengantri panjang. Selain itu, pasien juga bisa langsung datang menuju mesin check in untuk melakukan self-check in dengan melakukan scan barcode bukti pendaftaran, klik cetak, lalu pasien bisa langsung menuju poli.

Tips Menggunakan Aplikasi

Untuk pengalaman terbaik, berikut beberapa tips yang dapat dilakukan:

  1. Lakukan pendaftaran sehari sebelum jadwal kunjungan agar mendapatkan slot waktu yang diinginkan.
  2. Datang 15-30 menit sebelum jadwal praktik dimulai
  3. Mengaktifkan notifikasi aplikasi agar tidak ketinggalan informasi penting,
  4. Pastikan data kontak selalu terbarui.
  5. Jangan lupa untuk tetap membawa kartu identitas

Manfaat Memakai Aplikasi Teramobile

Dengan menggunakan Teramobile, pasien akan menghemat banyak waktu karena tidak perlu datang pagi-pagi atau mengantri lama di loket pendaftaran. Aplikasi ini sangat praktis karena bisa diakses kapan saja dan di mana saja sesuai kebutuhan. Pasien memiliki kebebasan untuk memilih dokter dan waktu kunjungan sendiri, mendapatkan pengingat otomatis untuk jadwal kontrol, dan semua riwayat kunjungan tersimpan rapi dalam satu aplikasi.

Butuh Batuan?

Jika mengalami kesulitan dalam menggunakan aplikasi Teramobile, hubungi Customer Service RSIJ Cempaka Putih atau datang langsung ke bagian pendaftaran untuk mendapatkan bantuan registrasi aplikasi. Tim RSIJ Cempaka Putih siap membantu pasien agar bisa memanfaatkan layanan digital ini dengan maksimal.

Mulai sekarang, berobat jadi lebih mudah dengan Teramobile. Download aplikasi RS Islam Cempaka Putih sekarang dan rasakan kemudahan layanan kesehatan dalam genggaman!

12/12/2025
31 kali
0

Artroskopi merupakan salah satu teknik medis modern yang digunakan untuk memeriksa dan merawat berbagai gangguan pada sendi melalui prosedur yang minim sayatan. Dengan menggunakan kamera kecil bernama arthroscope, dokter dapat melihat bagian dalam sendi secara jelas dan langsung melakukan perbaikan jika ditemukan kerusakan. Teknik ini menawarkan pemulihan lebih cepat, risiko infeksi lebih rendah, dan nyeri pasca tindakan yang lebih ringan dibandingkan operasi terbuka, sehingga menjadi pilihan utama untuk menangani banyak cedera sendi.

Apa Itu Artroskopi?

Artroskopi adalah prosedur bedah minimal invasif yang melibatkan pembuatan sayatan kecil untuk memasukkan kamera berukuran sekitar 0,5–1 cm ke dalam sendi. Kamera tersebut menampilkan kondisi sendi secara real-time ke monitor, memungkinkan dokter melakukan diagnosis sekaligus tindakan perbaikan melalui alat bedah mini yang dimasukkan melalui sayatan lain.

Teknik ini dapat dilakukan pada beberapa sendi tubuh seperti lutut, bahu, pergelangan tangan, pergelangan kaki, panggul, dan siku.

Kapan Artroskopi Dibutuhkan?

Artroskopi biasanya direkomendasikan untuk menangani masalah-masalah seperti:

  • Robekan meniskus atau ligamen
  • Dislokasi bahu berulang
  • Robekan rotator cuff
  • Loose bodies (serpihan tulang atau tulang rawan)
  • Labral tear
  • Synovitis (peradangan sendi)
  • Cedera olahraga
  • Kerusakan tulang rawan
  • Ganglion cyst
  • Osteochondral defect

Jika terapi konservatif seperti obat atau fisioterapi tidak memberikan perbaikan yang signifikan, artroskopi menjadi solusi efektif.

Bagaimana Prosedur Artroskopi Dilakukan?

  1. Persiapan Sebelum Tindakan

Pasien menjalani pemeriksaan fisik, rontgen, MRI, tes darah, dan evaluasi kondisi kesehatan menyeluruh. Dokter menentukan jenis anestesi yang tepat (lokal, regional, atau umum). Pasien biasanya diminta berpuasa beberapa jam sebelum tindakan.

  1. Pemberian Anestesi

Pasien diberikan anestesi untuk memastikan prosedur berlangsung tanpa rasa sakit.

  1. Pembuatan Sayatan Kecil

Dokter membuat 1–3 sayatan kecil sebagai jalur masuk kamera dan instrumen operasi.

  1. Pemeriksaan Menggunakan Kamera

Cairan steril dipompa ke dalam sendi agar ruang menjadi jelas. Artroskop menampilkan gambaran kondisi dalam sendi secara detail di monitor.

  1. Tindakan Perbaikan

Jika ditemukan kerusakan, dokter dapat langsung memperbaikinya, seperti:

  • Menjahit meniskus atau rotator cuff
  • Rekonstruksi ligament
  • Mengangkat serpihan tulang rawan
  • Membersihkan peradangan
  • Menghaluskan permukaan tulang rawan
  • Mengatasi impingement atau penyempitan ruang sendi
  1. Penutupan Luka

Sayatan kecil ditutup dengan jahitan halus atau plester khusus, kemudian dibalut untuk mencegah infeksi.

Pemulihan Setelah Artroskopi

Umumnya pasien dapat pulang di hari yang sama. Pemulihan meliputi:

  • Mengompres area yang bengkak
  • Mengonsumsi obat pereda nyeri
  • Menjaga luka tetap bersih
  • Menghindari aktivitas berat
  • Fisioterapi untuk mengembalikan kekuatan dan fleksibilitas
  • Kontrol ulang sesuai jadwal
  • Lama pemulihan berkisar antara 1–6 minggu, tergantung jenis tindakan dan kondisi sendi.

Perbedaan Tindakan Artroskopi Berdasarkan Sendi

Meskipun prinsipnya sama, artroskopi pada tiap sendi memiliki teknik dan tujuan yang berbeda, sesuai struktur dan jenis cederanya.

  1. Artroskopi Lutut

Lutut adalah sendi terbesar dan paling sering ditangani dengan artroskopi. Tindakan umum meliputi:

  • Perbaikan atau pemotongan meniskus
  • Rekonstruksi ACL/PCL
  • Pengangkatan loose bodies
  • Microfracture untuk regenerasi tulang rawan
  • Membersihkan peradangan (synovectomy)
  1. Artroskopi Bahu

Bahu memiliki struktur kompleks dengan banyak jaringan penstabil. Tindakan yang umum dilakukan:

  • Menjahit rotator cuff
  • Bankart repair untuk dislokasi berulang
  • Mengatasi impingement (acromioplasty)
  • Perbaikan labrum
  1. Artroskopi Pergelangan Tangan

Sendi kecil ini membutuhkan instrumen mini dan teknik yang sangat presisi.  Tindakan meliputi:

  • Memperbaiki TFCC
  • Debridement jaringan peradangan
  • Menghilangkan ganglion cyst
  • Perbaikan robekan ligamen kecil
  1. Artroskopi Pergelangan Kaki (Ankle)

Sering dilakukan pada atlet atau pasien dengan cedera berulang. Tindakan yang umum dilakukan:

  • Mengatasi impingement
  • Microfracture
  • Perbaikan osteochondral defect
  • Membersihkan jaringan inflamasi
  • Pengangkatan loose bodies
  1. Artroskopi Panggul (Hip)

Sendi yang dalam dan kompleks, membutuhkan pengalaman operator yang tinggi. Tindakan meliputi:

  • Perbaikan labral tear
  • Mengatasi femoroacetabular impingement (FAI)
  • Debridement
  • Mengambil loose bodies
  1. Artroskopi Siku

Membantu mengatasi kekakuan dan nyeri pada siku. Tindakan meliputi:

  • Membersihkan osteofit
  • Mengambil loose bodies
  • Capsular release untuk mengatasi kekakuan
  • Mengatasi impingement siku

Keunggulan Artroskopi

  • Sayatan kecil, bekas luka minimal
  • Nyeri pasca operasi lebih ringan
  • Risiko infeksi lebih rendah
  • Proses pemulihan lebih cepat
  • Diagnostik dan tindakan dapat dilakukan bersamaan
  • Cocok untuk pasien dengan cedera olahraga atau masalah sendi berulang

Artroskopi merupakan prosedur yang aman, efektif, dan modern untuk menangani berbagai kelainan sendi. Setiap sendi memiliki teknik dan fokus tindakan yang berbeda sesuai struktur anatomi dan jenis cederanya. Dengan pemahaman yang tepat dan konsultasi dengan dokter ortopaedi, pasien dapat memilih penanganan terbaik untuk memulihkan fungsi sendi dan kembali beraktivitas normal.

11/12/2025
25 kali
0

Di tengah kehidupan modern yang serba cepat, padat, dan instan, banyak ibu hamil yang tanpa sadar mengurangi perhatian terhadap kontrol kehamilan karena merasa tubuhnya baik-baik saja atau terlalu sibuk dengan aktivitas harian. Padahal, kehamilan adalah fase penting yang membutuhkan pemantauan berkala untuk memastikan kesehatan ibu dan perkembangan janin berjalan optimal.

Selain itu, perubahan gaya hidup masa kini, mulai dari pola makan yang kurang teratur, tingkat stres tinggi, paparan polusi, hingga aktivitas fisik yang tidak seimbang semakin memperkuat alasan bahwa pemeriksaan kehamilan secara rutin bukan lagi sekadar anjuran, tetapi kebutuhan dasar untuk menjaga keselamatan ibu dan bayi.

Sebelum memahami pentingnya kontrol kehamilan, ada satu hal mendasar yang perlu diingat “banyak masalah kehamilan tidak menunjukkan gejala pada awalnya”. Itulah mengapa pemeriksaan rutin menjadi kunci utama dalam mendeteksi kondisi yang tidak tampak namun berpotensi membahayakan.

Mengapa Kontrol Kehamilan Itu Penting?

Setelah memahami konteks kehidupan modern, peran pemeriksaan kehamilan makin terasa relevan. Menurut Bidan Eka Lestari, Bidan kesayangan di RS Islam Jakarta Cempaka Putih, ada dua alasan paling dasar dan tidak boleh diabaikan:

  1. Memantau Kondisi Ibu Dan Bayi

Pemeriksaan rutin membantu mengevaluasi:

  • Berat badan ibu
  • Tekanan darah
  • dan kondisi kesehatan umum ibu.

Selain itu, perkembangan janin dapat dipantau sesuai usia kehamilan untuk memastikan pertumbuhannya tetap optimal. Dengan pemeriksaan yang konsisten, dokter atau bidan dapat memastikan bahwa bayi tumbuh sehat di dalam kandungan dan mendeteksi ketidaksesuaian sedini mungkin.

  1. Mendeteksi Dini Komplikasi Kehamilan

Komplikasi seperti preeklamsia, diabetes gestasional, anemia, hingga gangguan pertumbuhan janin sering terjadi tanpa gejala yang jelas di awal. Deteksi dini melalui kontrol kehamilan sangat penting karena semakin cepat masalah ditemukan, semakin mudah dan aman penanganannya.

Alasan Lain Mengapa Kontrol Kehamilan di Masa Kini Semakin Penting

Selain dua alasan utama tadi, ada beberapa kondisi masa kini yang semakin menegaskan pentingnya kontrol kehamilan:

  1. Gaya Hidup Modern Meningkatkan Risiko Kesehatan

Pola makan tinggi gula dan kurang nutrisi, stres kerja, kurang tidur, atau aktivitas yang terlalu padat dapat memengaruhi kesehatan ibu dan perkembangan janin.

  1. Banyak Ibu Bekerja Hingga Menjelang Akhir Kehamilan

Rutinitas yang padat sering membuat ibu merasa baik-baik saja, padahal beberapa komplikasi tidak menunjukkan tanda fisik. Kontrol kehamilan membantu memberikan “pengingat medis” akan kondisi tubuh ibu yang sebenarnya.

  1. Paparan Lingkungan yang Kurang Ideal

Polusi udara, makanan cepat saji, hingga paparan zat kimia tertentu dalam kehidupan sehari-hari dapat meningkatkan risiko komplikasi yang hanya dapat dipantau melalui pemeriksaan medis.

  1. Teknologi Medis Semakin Maju

Dengan teknologi pemeriksaan yang semakin lengkap dan akurat, kontrol rutin memberikan kesempatan untuk mendapatkan gambaran terbaik tentang kondisi janin. Gambaran yang bisa didapatkan sang Ibu mulai dari detak jantung, posisi, hingga potensi kelainan bawaan yang dapat dipersiapkan sejak dini.

  1. Setiap Kehamilan Berbeda

Meski Ibu pernah hamil sebelumnya, kondisi tiap kehamilan dapat sangat bervariasi. Kontrol rutin penting untuk memastikan penanganan sesuai kondisi spesifik pada kehamilan saat ini.

Berapa Sering Ibu Hamil Perlu Melakukan Pemeriksaan?

Dalam dunia medis, terdapat panduan umum mengenai jadwal kontrol kehamilan yang dianjurkan. Frekuensi ini disusun berdasarkan perkembangan janin dan perubahan fisiologis tubuh Ibu pada setiap trimester, sehingga pemeriksaan dapat dilakukan secara tepat waktu dan menyeluruh.

Berikut rekomendasi frekuensi kontrol kehamilan:

  1. Usia Kehamilan 0 – 28 Minggu (Trimester 1 & Awal Trimester 2)

Ibu dianjurkan melakukan pemeriksaan setiap 4 minggu sekali. Pada fase ini, pemeriksaan bertujuan memastikan kondisi awal kehamilan sehat, menilai risiko, memantau pertumbuhan embrio, dan memastikan ibu berada dalam kondisi stabil.

  1. Usia Kehamilan 28 – 36 Minggu (Trimester 3 Awal)

Frekuensi meningkat menjadi setiap 2 minggu sekali. Ini penting karena janin berkembang pesat, kebutuhan nutrisi meningkat, dan risiko komplikasi seperti anemia atau tekanan darah tinggi dapat muncul.

  1. Usia Kehamilan 36 Minggu Hingga Persalinan

Ibu perlu pemeriksaan setiap 1 minggu sekali. Di fase akhir ini, dokter atau bidan akan memantau posisi janin, kesiapan jalan lahir, tekanan darah, detak jantung janin, serta tanda-tanda persalinan lainnya untuk memastikan proses kelahiran aman bagi ibu dan bayi.

Kontrol kehamilan rutin merupakan langkah sederhana namun berdampak besar bagi kesehatan ibu dan bayi. Di tengah kesibukan kehidupan modern, pemeriksaan kehamilan justru menjadi kebutuhan dasar untuk memastikan kelahiran berjalan aman, sehat, dan terencana. Dengan dukungan teknologi medis serta pemantauan oleh tenaga kesehatan seperti Bidan dan Dokter, Ibu dapat menjalani kehamilan dengan lebih percaya diri dan terhindar dari risiko yang tidak terlihat, serta proses persalinan dapat berlangsung dengan aman.

Sebagai Calon Ibu dan Ibu yang bijak, jangan tunggu ada keluhan terlebih dahulu. Sayangi diri, sayangi dede bayi dari sekarang.

Yuk cek kehamilan rutin di RSIJ Cempaka Putih.

? Pendaftaran Umum & Asuransi: 0812-1349-1516

? Pendaftaran BPJS Kesehatan: 0858-5005-0010

08/12/2025
59 kali
0

Gaya hidup aktif kini menjadi tren di berbagai kalangan. Aktivitas seperti lari, futsal, sepak bola, basket, badminton, tenis, padel, hingga kelas workout seperti HIIT dan cross fit semakin populer. Meski menyehatkan, peningkatan intensitas dan frekuensi olahraga ini juga menyebabkan meningkatnya angka cedera.

Berbagai studi epidemiologi menunjukkan bahwa pola cedera berulang pada olahraga populer cenderung konsisten di seluruh dunia dan sebagian besar cedera terjadi pada ekstremitas bawah, terutama lutut, pergelangan kaki (ankle), dan otot paha.

Karena itu, penting untuk memahami apa saja jenis cedera yang mungkin terjadi, bagaimana pola cedera pada tiap olahraga, serta bagaimana melakukan pertolongan pertama yang benar.

Cedera dapat dipicu oleh berbagai hal, seperti:

  • Gerakan yang salah atau mendadak, misalnya mendarat dengan posisi kaki tidak stabil.
  • Kurang pemanasan, sehingga otot dan sendi belum siap menerima beban.
  • Teknik olahraga yang kurang tepat.
  • Beban olahraga yang terlalu berat, baik dari durasi, intensitas, maupun frekuensi.
  • Kelelahan otot, yang membuat kontrol gerak menurun.
  • Overuse, yaitu penggunaan struktur tubuh secara berlebihan atau repetitif.

Jenis Cedera Olahraga dan Pola Terjadinya

  1. Sprain (Cedera Ligamen)

Cedera pada ligament, yaitu jaringan yang menjaga stabilitas sendi. Cedera ini terjadi akibat gerakan memutar tiba-tiba, jatuh, atau salah tumpuan. Umum pada pergelangan kaki, lutut, dan pergelangan tangan.

  1. Strain (Cedera Otot atau Tendon)

Cedera pada otot atau tendon (jaringan penghubung otot ke tulang). Polanya bisa seperti tarikan berlebih, peregangan melewati batas, atau tenaga mendadak, misalnya betis “ketarik”.

  1. Runner’s Knee

Nyeri di bagian depan lutut akibat tekanan berulang pada sendi tempurung lutut.
Cedera ini sering dialami pelari, orang yang sering naik-turun tangga, atau memiliki ketidakseimbangan otot.

  1. Tennis Elbow

Peradangan tendon di sisi luar siku akibat gerakan menggenggam atau memutar berulang. Tidak hanya terjadi pada pemain tenis, cedera ini umumnya terjadi pada aktivitas repetitif seperti mengetik atau mengangkat barang.

  1. Shin Splint

Nyeri sepanjang tulang kering (tibia). Pola cedera biasanya terjadi pada pelari pemula, intensitas lari naik terlalu cepat, atau penggunaan alas kaki yang tidak tepat.

  1. Cedera Overuse

Cedera akibat penggunaan otot, tendon, atau sendi secara repetitif tanpa waktu pemulihan yang cukup. Contoh: tendinitis, bursitis, stress fracture, tennis elbow, shin splint.
Cedera bisa terjadi akibat latihan terlalu sering, beban naik terlalu cepat, atau pola gerakan sama tanpa variasi.

Protokol RICE: Penanganan Awal Cedera Engkel oleh dr. Zecky

dr. Zecky Eko Triwahyudi, Sp.OT., Subsp.CO(K), MARS., MM., AIFO-K sebagai Spesialis Orthopaedi dan Traumatologi - Subspesialis Cedera olahraga di RS Islam Jakarta Cempaka Putih berbagi tips melalui protokol RICE. Protokol ini adalah langkah aman dan efektif untuk pertolongan pertama cedera olahraga. Berikut penjelasannya:

  • R — Rest

Segera hentikan aktivitas agar tidak memperburuk cedera. Tujuannya memberi waktu jaringan untuk memulai proses pemulihan.

  • I — Ice

Kompres es 15–20 menit setiap 3–4 jam dalam 48 jam pertama. Manfaatnya dapat mengurangi nyeri, pembengkakan, dan inflamasi.

  • C — Compression

Gunakan perban elastis untuk memberi tekanan ringan. Fungsinya untuk membantu mengontrol pembengkakan dan memberi stabilitas. Namun hindari pemakaian yang terlalu ketat hingga menyebabkan kesemutan.

  • E — Elevation

Posisikan bagian cedera lebih tinggi dari jantung. Tujuannya untuk membantu aliran balik darah dan mengurangi pembengkakan.

Kapan Harus ke Dokter Ortopaedi?

Dokter Ortopaedi diperlukan ketika cedera berpotensi menjadi berat atau memerlukan pemeriksaan struktural, seperti X-ray atau MRI.

Segera konsultasi ke Dokter Ortopaedi (termasuk subspesialis olahraga) jika:

  • Pembengkakan besar muncul dalam waktu cepat
  • Nyeri sangat hebat atau tidak bisa menahan beban
  • Ada bunyi “pop” saat cedera dan terasa instabil
  • Dugaan patah tulang (fraktur), dislokasi, atau robekan ligamen
  • Cedera tidak membaik setelah 5–7 hari
  • Kesemutan, baal, atau mati rasa
  • Kecurigaan cedera serius, seperti ACL tear, meniscus injury, atau tendon rupture

Dokter ortopaedi akan menentukan diagnosis, memastikan tidak ada kerusakan serius, dan menentukan apakah perlu terapi konservatif, fisioterapi lanjut, atau tindakan medis lainnya.

Bahaya! Hindari Mengurut atau Dipijat

Banyak orang masih menganggap bahwa cedera engkel atau otot bisa langsung diurut. Padahal, pada fase awal cedera, tindakan urut atau pijat justru bisa memperburuk kondisi.

Bahaya Mengurut pada Cedera:

  • Menambah sobekan pada ligamen atau otot
  • Memicu perdarahan jaringan lebih luas
  • Meningkatkan pembengkakan
  • Memperparah memar (hematoma)
  • Membuat instabilitas sendi semakin buruk
  • Menunda penyembuhan hingga berbulan-bulan
  • Pada kasus tertentu: menyebabkan cedera menjadi kronik

Dokter ortopaedi secara tegas melarang urut pada fase akut cedera, terutama pada kasus sprain, strain, atau dugaan fraktur kecil (stress fracture).

05/12/2025
47 kali
0

Isu disabilitas masih sering disalahpahami. Banyak orang menganggap disabilitas hanya sebatas kondisi fisik yang terlihat, padahal spektrumnya sangat luas.

Apa Itu Disabilitas?

Menurut konsep kesehatan modern, disabilitas bukan sekadar “keterbatasan tubuh”, tetapi kondisi ketika seseorang mengalami hambatan dalam melakukan aktivitas tertentu akibat faktor fisik, sensorik, intelektual, mental, atau lingkungan.

Beberapa poin penting:

  1. Disabilitas Bukan Identitas Seseorang
    Seseorang memiliki disabilitas, bukan menjadi disabilitas. Contoh yang tepat: “orang dengan disabilitas” (ODD) bukan “orang cacat”.
  1. Disabilitas Muncul Karena Kombinasi Faktor
    Tidak hanya karena kondisi medis, tetapi juga faktor lingkungan:
  • Bangunan yang tidak aksesibel
  • Tidak adanya alat bantu
  • Stigma sosial

Cerita berbeda jika lingkungan mendukung, banyak penyandang disabilitas bisa berfungsi optimal dan mandiri.

  1. Disabilitas Bersifat Spektrum
    Tidak semua disabilitas bersifat berat atau terlihat jelas. Ada yang ringan, sementara, atau bahkan tidak disadari masyarakat.
  1. Disabilitas Tidak Selalu Identik Dengan Ketidakmampuan
    Banyak penyandang disabilitas yang bekerja, berkarya, dan berprestasi, terutama bila mendapat akses dan dukungan yang sesuai.

Miskonsepsi Masyarakat tentang Disabilitas

Miskonsepsi atau mispersepsi sering terjadi karena kurangnya edukasi dan pemahaman yang tepat. Beberapa hal yang umum ditemui:

  1. Menganggap disabilitas sama dengan kecacatan permanen
    Padahal banyak kondisi bersifat sementara atau bisa membaik dengan pengobatan.
  1. Hanya mengenali disabilitas yang terlihat
    Misalnya kursi roda atau kebutaan total. Sementara disabilitas yang “tidak terlihat” seperti disleksia, gangguan pendengaran ringan, atau kondisi mental sering dianggap remeh.
  1. Mengasihani atau meremehkan penyandang disabilitas
    Dua ekstrem yang sama-sama salah. Ada yang menyepelekan kemampuan mereka, ada pula yang menganggap mereka “pantas dikasihani”.
  1. Menyalahkan individu
    Contoh: “Kalau rajin terapi pasti sembuh” atau “Ini gara-gara waktu kecil kurang dijaga.” Padahal banyak disabilitas disebabkan faktor genetik, cedera, atau kondisi medis intrinsik.
  1. Menganggap disabilitas sebagai beban
    Padahal banyak penyandang disabilitas sangat mandiri dan mampu berkontribusi secara produktif.

Disabilitas yang Sering Dianggap “Sehat” atau Normal oleh Masyarakat

Ada banyak kondisi yang termasuk disabilitas, tetapi tidak disadari oleh masyarakat karena tidak tampak jelas.

  1. Disleksia
    Anak terlihat “lambat membaca”, padahal itu gangguan neurologis yang membutuhkan metode belajar khusus.
  1. ADHD atau gangguan fokus
    Sering dianggap “nakal”, “tidak bisa diam”, atau “pemalas”, padahal itu kondisi medis nyata.
  1. Gangguan pendengaran ringan
    Banyak orang tidak sadar bahwa seseorang “susah mendengar”, bukan “susah fokus”.
  1. Masalah penglihatan ringan hingga sedang
    Minus berat atau low vision sering dianggap “cuma pakai kacamata”, padahal termasuk bentuk disabilitas sensorik.
  1. Depresi atau gangguan kecemasan
    Orang sering melihatnya sebagai “baper” atau “kurang bersyukur”, padahal itu merupakan disabilitas mental bila sudah menghambat aktivitas sehari-hari.
  1. Arthritis atau nyeri sendi kronis
    Tampak normal secara fisik, tetapi bisa membatasi mobilitas dan termasuk kategori disabilitas fisik.
  1. Epilepsi
    Sering tidak terlihat sampai seseorang kambuh. Namun, kondisi ini mempengaruhi aktivitas dan lingkungan sosial.

Kesamaan dari semua kondisi tersebut adalah tidak selalu terlihat secara fisik, tetapi tetap menyebabkan hambatan dalam aktivitas.

Tidak Semua Disabilitas Bersifat Permanen

Inilah salah satu hal yang paling sering disalahpahami. Disabilitas tidak selalu berarti seumur hidup. Beberapa dapat disembuhkan, dipulihkan, atau ditingkatkan fungsinya dengan pengobatan dan terapi.

Contoh disabilitas yang dapat membaik atau sembuh:

  • Katarak → sembuh dengan operasi
  • Gangguan pendengaran konduktif ringan → sembuh dengan pengobatan/operasi
  • Cedera otot atau patah tulang → pulih dengan rehabilitasi
  • Depresi atau kecemasan → pulih dengan terapi dan obat
  • Gangguan wicara akibat artikulasi → membaik melalui terapi wicara

Contoh disabilitas yang tidak dapat sepenuhnya disembuhkan tetapi bisa meningkat fungsinya:

  • Cerebral Palsy, gangguan gerak dan postur akibat kerusakan otak sejak masa kehamilan atau awal kehidupan.
  • Down Syndrome, kelainan genetik akibat kelebihan kromosom 21. Kondisi ini menyebabkan ciri fisik khas serta keterlambatan perkembangan.
  • Tuli atau buta bawaan, kehilangan pendengaran atau penglihatan sejak lahir karena faktor genetik atau gangguan perkembangan.
  • Schizophrenia gangguan mental kronis yang memengaruhi persepsi dan cara berpikir seseorang, ditandai halusinasi, delusi, serta gangguan fungsi sosial
  • Disleksia adalah gangguan belajar spesifik yang memengaruhi kemampuan membaca dan memproses bahasa, tanpa memengaruhi kecerdasan.

Kuncinya bukan “sembuh total atau tidak”, melainkan penanganan yang tepat sesuai jenis disabilitasnya.

Lebih Aware, Lebih Peduli, Lebih Inklusif

Di Hari Disabilitas maupun hari-hari biasa, penting untuk:

  1. Lebih aware terhadap kesehatan diri sendiri
  2. Peduli dan empati kepada orang dengan disabilitas
  3. Tidak memandang disabilitas sebagai “kecacatan permanen”
  4. Dorong penyandang disabilitas mengakses pengobatan sesuai kebutuhannya

Disabilitas bukan akhir dari kemampuan seseorang, bukan pula tanda kelemahan. Dengan pemahaman yang tepat, masyarakat dapat menjadi lebih inklusif dan empatik. Dukungan, akses, dan kesadaran akan membuat penyandang disabilitas mampu hidup lebih mandiri, produktif, dan bermartabat.

03/12/2025
45 kali
0

HIV dan AIDS merupakan isu kesehatan global yang masih sering disalahpahami. Banyak masyarakat yang menganggapnya tabu, terkait moralitas, atau bahkan “aib”. Padahal, pemahaman yang tepat dapat membantu mencegah penularan, mengurangi stigma, dan memberi ruang bagi penderita untuk hidup sehat serta produktif.

Apa Itu AIDS?

AIDS (acquired immunodeficiency syndrome) adalah tahap paling lanjut dari infeksi HIV. Pada fase ini, sistem kekebalan tubuh telah rusak berat karena virus menyerang dan menghancurkan sel-sel imun, terutama sel CD4. Akibatnya, tubuh menjadi sangat rentan terhadap infeksi dan penyakit yang seharusnya tidak berbahaya bagi orang sehat.

AIDS bukanlah virus, melainkan kumpulan gejala dan kondisi yang terjadi ketika HIV tidak diobati dalam jangka panjang.

Perbedaan HIV dan AIDS

Banyak orang masih mengira HIV dan AIDS adalah hal yang sama, padahal keduanya memiliki perbedaan jelas:

  • HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang menginfeksi tubuh dan menyerang sistem imun. HIV bisa tidak menimbulkan gejala selama bertahun-tahun.
  • AIDS adalah kondisi ketika infeksi HIV sudah mencapai tahap akhir akibat tidak diobati. Pada fase ini, tubuh kehilangan kemampuan melawan penyakit.

Dengan pengobatan yang tepat, seseorang dengan HIV tidak akan berkembang menjadi AIDS dan bisa hidup normal.

Mengapa HIV/AIDS Merupakan Penyakit yang Penting?

HIV/AIDS penting untuk dibahas karena beberapa alasan:

    1. Masih terdapat stigma besar di masyarakat yang membuat banyak orang takut mencari pertolongan atau melakukan tes.
    2. Padahal, HIV adalah penyakit yang bisa dicegah melalui edukasi kesehatan dan perilaku seksual aman.
    3. HIV dapat dikontrol dengan terapi ARV (Antiretroviral). Meskipun terapi ini harus dilakukan sepanjang hidup, namun penderita bisa bekerja, berkeluarga, bahkan memiliki anak yang negatif HIV.
    4. HIV yang tidak diobati dapat berlanjut menjadi AIDS yang berbahaya dan penuh komplikasi.

 

  • Salah satu infeksi paling sering dan berbahaya pada ODHA adalah Tuberkulosis (TBC).

 

Maka, pendidikan dan pemahaman menjadi kunci penting untuk mencegah penularan dan melindungi masyarakat.

Penyebab HIV dan Siapa yang Rentan Terkena?

HIV disebabkan oleh infeksi virus Human Immunodeficiency Virus. Virus ini menyerang sistem kekebalan tubuh dan menyebar melalui cairan tubuh tertentu.

Secara umum, siapa saja bisa tertular HIV, tetapi risiko lebih tinggi terjadi pada:

  • Mereka yang berhubungan seksual tanpa kondom
  • Orang dengan banyak pasangan seksual
  • Pasangan dari orang yang memiliki HIV namun tidak menjalani pengobatan
  • Pengguna narkoba suntik yang berbagi jarum
  • Bayi dari ibu yang positif HIV
  • Tenaga medis yang mengalami kecelakaan kerja (terkena jarum yang terkontaminasi darah penderita positif HIV)

Meskipun ada kelompok dengan risiko lebih tinggi, HIV dapat mengenai siapa pun tanpa memandang usia, orientasi seksual, atau latar belakang.

Bagaimana Cara Penularan HIV?

HIV hanya menular melalui cairan tubuh tertentu dari orang yang terinfeksi, yaitu darah, air mani, cairan vagina, dan ASI.

HIV Menular Melalui:

  • Hubungan seksual tanpa kondom
  • Berbagi jarum suntik
  • Transfusi darah yang tidak aman
  • Penularan dari ibu ke anak saat hamil, melahirkan, atau menyusui
  • Luka terbuka yang terkena cairan tubuh mengandung HIV

HIV Tidak Menular Melalui:

  • Sentuhan atau bersalaman
  • Pelukan atau cium pipi
  • Berbagi makanan dan alat makan
  • Batuk atau bersin
  • Toilet umum
  • Keringat atau air mata
  • Gigitan nyamuk

Informasi ini penting untuk menghilangkan ketakutan yang tidak berdasar yang sering muncul di tengah-tengah masyarakat.

Pengobatan untuk HIV/AIDS

Walau belum ada obat yang benar-benar menyembuhkan, HIV dapat dikontrol dengan efektif melalui terapi antiretroviral (ARV).

Pengobatan HIV

  • Mengonsumsi ARV setiap hari sesuai anjuran dokter
  • ARV menekan jumlah virus (viral load) hingga sangat rendah atau tidak terdeteksi
  • Dengan rutin berobat, penderita dapat hidup sehat dan mencegah perkembangan ke AIDS

Pengobatan AIDS

  • Melanjutkan terapi ARV
  • Mengobati infeksi oportunistik yang muncul
  • Perawatan intensif karena daya tahan tubuh sudah sangat rendah

Dengan pengobatan yang tepat, HIV kini dianggap sebagai penyakit kronis yang bisa dikelola, bukan lagi vonis mati.

HIV/AIDS bukan hanya masalah medis, tetapi juga sosial. Edukasi, empati, dan penghapusan stigma sangat penting agar penderita mendapat dukungan dan tidak takut mencari pertolongan. Memahami HIV dan AIDS secara benar bukan hanya melindungi diri sendiri, tetapi juga membantu menciptakan masyarakat yang lebih sehat dan lebih manusiawi.

01/12/2025
72 kali
0

Sering dengar istilah GERD? Belakangan, keluhan ini terasa semakin familiar, terutama di kalangan anak muda dan usia produktif. Mulai dari perut panas, dada seperti terbakar, sesak setelah makan, sampai rasa asam yang naik ke tenggorokan. Gejala-gejala tersebut banyak dialami karena tuntutan gaya hidup saat ini yang serba cepat.

Padahal sebelumnya GERD lebih banyak dialami usia 40 tahun ke atas tapi kini, studi menunjukkan pola berbeda. Data American College of Gastroenterology (ACG) melaporkan bahwa tren keluhan refluks meningkat pada usia 20 - 40 tahun, salah satunya akibat pola makan tidak teratur, stres, tidur kurang, dan kebiasaan sedentary. Penelitian lain dari Journal of Neurogastroenterology & Motility (2022) juga memperlihatkan bahwa prevalensi GERD global mencapai ~13% populasi, dengan peningkatan signifikan pada kelompok usia produktif.

Apa Itu GERD dan Siapa yang Rentan?

GERD (Gastroesophageal Reflux Disease) adalah kondisi ketika asam lambung naik ke kerongkongan akibat melemahnya katup antara lambung dan esofagus. Akibatnya, muncul keluhan seperti:

  • Dada panas atau nyeri (heartburn)
  • Rasa asam di mulut
  • Kembung, cepat kenyang
  • Batuk kronis atau suara serak
  • Sesak setelah makan

Mereka yang lebih rentan mengalami GERD biasanya memiliki faktor risiko seperti:

  • Pola makan berlemak & tidak teratur
  • Kebiasaan rebahan setelah makan
  • Obesitas
  • Stres berat
  • Perokok atau konsumsi alkohol
  • Jarang bergerak (sedentary lifestyle)

Mengapa Anak Muda Kini Gampang Kena GERD?

Gaya hidup modern punya kontribusi besar. Terlebih, saat ini anak muda, mau tak mau, hidup dengan ritme “serba cepat”:

  • Sering telat makan atau makan sekali dalam porsi besar
  • Suka makanan instan, berlemak, dan manis
  • Kopi, minuman bersoda, dan spicy food jadi konsumsi harian
  • Begitu selesai makan langsung rebahan sambil scroll ponsel
  • Duduk berjam-jam karena pekerjaan remote
  • Stres tinggi, kurang olahraga, dan tidur buruk

Kombinasi inilah yang membuat keluhan GERD makin sering muncul, bahkan hingga mengganggu aktivitas harian dan produktivitas.

Dampak GERD Jika Tidak Ditangani

Jika dibiarkan dan sering kambuh, GERD dapat menyebabkan:

  • Radang esofagus
  • Luka atau erosi pada dinding kerongkongan
  • Gangguan tidur
  • Penurunan kualitas hidup
  • Pada kasus berat: penyempitan esofagus bahkan risiko Barrett’s esophagus

Karena itu, selain obat dari dokter, perubahan gaya hidup memegang peranan sangat besar.

Tips Mencegah GERD Kambuh dari Prof. dr. Ari

Menurut Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, Sp.PD-KGEH, dokter spesialis penyakit dalam RS Islam Jakarta Cempaka Putih yang memiliki keahlian dalam menangani penyakit yang berkaitan dengan sistem pencernaan (gastroenterology) dan hati (hepatology). Pengobatan GERD adalah jangka panjang, dan bukan hanya soal obat. Modifikasi gaya hidup adalah kunci utama. Berikut tips lengkapnya:

  1. Kendalikan Berat Badan
    Obesitas adalah salah satu risiko terbesar GERD. Berat badan berlebih meningkatkan tekanan dalam perut dan mendorong asam lambung naik.
  1. Hentikan Rokok dan Alkohol
    Keduanya melemahkan katup esofagus, sehingga asam lambung lebih mudah naik.
  1. Hindari Makanan Pemicu
    Termasuk:
  • Cokelat
  • Keju
  • Makanan berlemak
  • Makanan digoreng
  • Makanan pedas
  • Minuman bersoda atau berkafein berlebih
  1. Jangan Langsung Tidur Setelah Makan
    Ini kebiasaan yang paling sering dilakukan anak muda. Sebaiknya beri jeda setidaknya 2–3 jam setelah makan sebelum berbaring. Secara posisi, gravitasi membantu mencegah refluks.
  1. Jangan Makan Terlalu Banyak Sekaligus
    Lebih baik makan porsi kecil tapi sering.
  1. Hindari Gaya Hidup Sedentary
    Jarang bergerak memperlambat kerja pencernaan. Usahakan tetap aktif, minimal berjalan 30 - 45 menit per hari.
  1. Kelola Stres dan Latih Pengendalian Diri
    Menurut Prof. dr. Ari, stres emosional sangat mempengaruhi keluhan lambung. Bisa dibantu dengan:
  • Olahraga
  • Teknik pernapasan
  • Ibadah, dzikir, dan doa bagi yang menjalani
  • Tidur cukup
  1. Tinggikan Posisi Kepala Saat Tidur
    Gunakan tambahan bantal atau ganjal 10–15 cm untuk mengurangi refluks malam hari.

GERD bukan lagi masalah orang tua karena anak muda pun kini sangat rentan akibat gaya hidup modern. Kabar baiknya, keluhan GERD bisa sangat terkendali bila pasien melakukan modifikasi gaya hidup secara konsisten.

Obat memang membantu, tapi kunci utamanya ada di kebiasaan: pola makan, aktivitas, stres, dan gaya hidup yang lebih sehat.

 

28/11/2025
60 kali
0

Musim pancaroba adalah masa peralihan antara musim hujan dan musim kemarau. Pada periode ini, cuaca berubah secara cepat dari siang yang panas, sore hujan, dan malam kembali dingin. Kondisi ini menyebabkan daya tahan tubuh menurun dan pathogen-patogen seperti virus dan bakteri lebih mudah berkembang.

Menurut dr. Laharsa Madison, M.P.H., Sp.P,

“Dengan perubahan suhu yang ekstrem akibat pancaroba, maka akan berkembang biak patogen-patogen seperti kuman dan virus yang dapat mengakibatkan terjadinya infeksi pada saluran pernapasan, khususnya pada saluran pernapasan atas.”

ISPA atau Infeksi Saluran Pernafasan Akut, menjadi penyakit yang paling sering muncul pada fase ini.

Virus dan Bakteri Penyebab ISPA yang Harus Diwaspadai

Beberapa patogen berkembang lebih cepat pada kondisi udara lembap dan suhu yang tidak stabil. Berikut penjelasan mengenai virus dan bakteri yang sering menyebabkan ISPA:

  1. Rhinovirus
    Virus penyebab flu yang paling umum karena penyebarannya dapat melalui udara dan sentuhan, dengan gejala batuk, pilek, dan hidung tersumbat.
  1. Influenza Virus
    Virus yang menyerang saluran napas atas dan bawah. Jika gejalanya lebih berat dapat berupa demam tinggi, nyeri otot, batuk kering, hingga kelelahan.
  1. RSV (Respiratory Syncytial Virus)
    Virus ini berbahaya bagi bayi dan lansia karena dapat menyebabkan bronchiolitis dan pneumonia.
  1. Adenovirus
    Selain batuk dan pilek, juga bisa menyebabkan nyeri tenggorokan, demam, dan radang mata.
  1. Streptococcus pneumoniae (bakteri)
    Penyebab radang paru (pneumonia), infeksi telinga, dan sinusitis. Gejalanya biasanya disertai dengan demam tinggi.
  1. Haemophilus influenzae (bakteri)
    Bakteri ini dapat menyebabkan infeksi telinga, sinusitis, bronchitis, hingga pneumonia terutama pada anak-anak dan lansia.

Siapa Saja yang Rentan Terserang ISPA?

  1. Laharsa menjelaskan bahwa kelompok berikut memiliki risiko lebih tinggi:
  2. Anak-anak, terutama balita, karena sistem imun yang dimiliki belum matang dan saluran napasnya lebih kecil.
  3. Lansia (di atas 60 tahun), karena pada usia ini adanya penurunan fungsi paru dan sistem imun yang membuat infeksi berkembang lebih cepat.
  4. Penderita penyakit kronis, termasuk asma, PPOK, penyakit jantung, dan diabetes.
  5. Ibu hamil, karena adanya perubahan imunologis dan tekanan pada rongga dada ibu hamil yang meningkatkan risiko infeksi.
  6. Orang dengan sistem imun rendah, seperti pasien kanker, HIV, atau pengguna obat immunosuppressant.
  7. Perokok aktif dan pasif, karena asap rokok dapat merusak silia hidung dan paru sehingga kuman mudah masuk.
  8. Pekerja yang sering terpapar polusi, misalnya pengemudi ojek online, pekerja konstruksi, atau pedagang kaki lima.

Cara Mencegah ISPA di Musim Pancaroba

  • Mencuci Tangan
    Membersihkan tangan dengan benar sesuai anjuran 6 langkah dari WHO, karena ini adalah cara paling efektif untuk mencegah penularan. 6 Langkah tersebut sebagai berikut:
  1. Gosok telapak tangan ke telapak tangan.
  2. Gosok punggung tangan kiri ke telapak tangan kanan dan sebaliknya.
  3. Gosok sela-sela jari.
  4. Gosok punggung jari di telapak tangan.
  5. Putar ibu jari di dalam genggaman tangan.
  6. Gosok ujung jari di telapak tangan.
  • Banyak Minum Air Putih
    Cairan tubuh yang cukup membantu menjaga kelembapan saluran napas dan mencegah iritasi.
  • Konsumsi Makanan Bergizi
    Perbanyak buah dan sayur kaya vitamin dan mineral untuk meningkatkan daya tahan tubuh.
  • Terapkan Etika Batuk
    Jika batuk di luar ruangan, tutup mulut dengan tisu atau lengan bagian dalam agar tidak menularkan kuman ke orang sekitar.
  • Gunakan Masker
    Masker efektif menahan droplet, terutama di area ramai atau berpolusi.
  • Segera Melakukan Pengobatan Jika Sakit
    Jangan menunda jika mengalami batuk, demam, atau sesak. Penanganan dini dapat mencegah terjadinya komplikasi dan kondisi yang lebih parah lagi.

Apa yang Harus Dilakukan Jika Sudah Terkena ISPA?

Setelah memahami apa itu ISPA, penting untuk mengetahui bahwa penanganan ISPA tidak selalu sama pada setiap orang. Cara menanganinya bisa berbeda antara anak, dewasa, dan kelompok rentan. Karena itu, langkah yang tepat perlu disesuaikan dengan usia dan kondisi masing-masing.

Penanganan untuk Semua Usia

  • Istirahat yang cukup
  • Perbanyak minum
  • Gunakan masker
  • Hindari asap rokok dan polusi
  • Minum obat pereda gejala jika perlu

Penanganan Khusus untuk Anak-anak

  • Jangan memberi antibiotik tanpa resep dokter
  • Pastikan anak cukup minum
  • Gunakan humidifier atau uap hangat
  • Segera bawa ke dokter jika napas cepat, demam tinggi, atau tidak mau makan

Penanganan untuk Dewasa

  • Gunakan obat batuk/pilek sesuai anjuran
  • Bila memiliki asma atau PPOK, gunakan inhaler sesuai resep
  • Hindari aktivitas berat

Kapan Harus ke Dokter Paru?

Baik dewasa maupun anak perlu segera mendapatkan pemeriksaan Dokter Spesialis Paru apabila gejala ISPA tidak membaik atau menunjukkan tanda bahaya.

Pada orang dewasa, waspadai jika mengalami:

  • Demam lebih dari 3 hari
  • Batuk tidak membaik atau berlangsung lebih dari 2 minggu
  • Sesak napas atau nyeri dada
  • Dahak kuning pekat, hijau, atau berdarah
  • ISPA terjadi pada penderita komorbid (asma, penyakit jantung, diabetes, PPOK)

Sementara pada bayi dan anak, segera bawa ke dokter jika terlihat:

  • Demam lebih dari 3 hari
  • Napas cepat atau terdapat tarikan dinding dada
  • Bibir atau ujung jari tampak kebiruan
  • Sangat rewel atau tampak lemah
  • Tidak mau makan dan minum
  • Batuk semakin berat atau tidak membaik

Pemeriksaan sejak dini membantu mencegah komplikasi dan memastikan penanganan yang sesuai usia serta kondisi masing-masing.

24/11/2025
161 kali
0

Aneurisma otak merupakan penyakit serius yang dapat terjadi tanpa gejala hingga menimbulkan kondisi darurat medis. Dengan kemajuan teknologi medis seperti Cathlab, deteksi dan penanganan aneurisma dapat dilakukan secara lebih akurat, aman, dan minim invasif.

Di RS Islam Jakarta Cempaka Putih (RSIJCP), tindakan ini ditangani langsung oleh dr. KMA Halim Habibi, Sp.BS-FIS atau lebih akrab disapa dr. Habibi. Ia merupakan dokter spesialis yang berpengalaman dalam pemeriksaan dan penanganan pembuluh darah otak melalui Cathlab.

Apa Itu Aneurisma Otak?

Aneurisma otak adalah pelebaran atau tonjolan abnormal pada dinding pembuluh darah arteri di otak akibat melemahnya lapisan pembuluh tersebut. Kondisi ini menyerupai balon kecil di sepanjang pembuluh darah, dan jika pecah, dapat menyebabkan perdarahan otak (perdarahan subarachnoid) yang berisiko fatal.

Biasanya aneurisma muncul di pembuluh darah dasar otak (Willis Circle), yaitu titik pertemuan beberapa arteri utama di otak.

Bagaimana Aneurisma Terbentuk?

Ketika salah satu lapisan dinding pembuluh darah melemah akibat tekanan darah tinggi, faktor genetik, atau gaya hidup, darah yang mengalir terus-menerus dapat membuat area tersebut menonjol keluar.
Jika tekanan meningkat, tonjolan (aneurisma) bisa pecah dan menyebabkan perdarahan mendadak di otak.

Jenis-Jenis Aneurisma Otak

  • Saccular (berry aneurysm), merupakan enis paling umum, berbentuk seperti kantung kecil di salah satu sisi pembuluh darah.
  • Fusiform aneurysm, terjadi ketika seluruh bagian pembuluh darah melebar, bukan hanya satu sisi.
  • Mycotic aneurysm, disebabkan oleh infeksi yang melemahkan dinding pembuluh darah.

Faktor Risiko Aneurisma Otak

  • Tekanan darah tinggi (hipertensi)
  • Kebiasaan merokok
  • Riwayat keluarga dengan aneurisma
  • Kelainan jaringan ikat (misalnya Marfan atau Ehlers-Danlos syndrome)
  • Konsumsi alkohol berlebih atau obat-obatan terlarang
  • Usia di atas 40 tahun dan jenis kelamin perempuan

Gejala Aneurisma Otak

Kebanyakan aneurisma tidak menimbulkan gejala sampai pecah. Namun, aneurisma besar dapat menekan saraf otak dan menimbulkan:

  • Sakit kepala berat yang menetap
  • Penglihatan kabur atau ganda
  • Nyeri di sekitar mata
  • Mati rasa di wajah
  • Gangguan keseimbangan atau bicara

Jika aneurisma pecah, gejalanya muncul mendadak:

  • Sakit kepala mendadak dan sangat hebat (“the worst headache of your life”)
  • Mual dan muntah
  • Leher kaku
  • Penurunan kesadaran hingga koma
  • Kejang

Kondisi ini merupakan darurat medis yang harus segera ditangani di rumah sakit.

Pemeriksaan Aneurisma Otak dengan Cathlab

Untuk diagnosis paling akurat, RSIJ Cempaka Putih menyediakan pemeriksaan angiography cerebral menggunakan Cathlab. Cathlab (Catheterization Laboratory) adalah ruang tindakan dengan teknologi radiologi canggih yang memungkinkan dokter melihat pembuluh darah otak secara real-time.

Prosedur Pemeriksaan:

  • Pasien diberikan bius lokal dilipat paha/pergelangan tangan.
  • Kateter tipis dimasukkan ke pembuluh darah arteri paha/pergelangan dan menuju ke pembuluh darah arteri otak dengan panduan sinar-X.
  • Dokter menyuntikkan zat kontras (iodine) agar pembuluh darah otak terlihat jelas di monitor.
  • Habibi akan menilai ukuran, bentuk, dan lokasi aneurisma dengan ketepatan tinggi untuk menentukan tindakan terbaik.
  • Pemeriksaan berlangsung sekitar 1 – 2 jam dan termasuk prosedur minim invasif dengan waktu pemulihan singkat.

Keunggulan Pemeriksaan dan Tindakan Cathlab

  • Visualisasi pembuluh darah otak secara detail dan akurat
  • Dapat dilakukan sekaligus tindakan penutupan aneurisma tanpa operasi terbuka
  • Minim luka dan risiko lebih rendah
  • Proses pemulihan lebih cepat
  • Membantu deteksi dini sebelum aneurisma pecah

Penanganan Aneurisma Otak oleh dr. Habibi

Tindakan yang dilakukan akan disesuaikan dengan kondisi pasien:

  1. Surgical clipping: operasi terbuka (Craniotomy) untuk menutup pangkal aneurisma dengan penjepit logam.
  2. Endovascular coiling: prosedur tanpa operasi terbuka yang dilakukan dr. Habibi di ruang Cathlab. Melalui kateter, kawat mikro coil dimasukkan ke dalam aneurisma untuk menutup aliran darah dan mencegah pecah.

Metode coiling menjadi pilihan utama karena lebih aman, minim nyeri, dan cepat pulih dibanding metode konvensional.

Pencegahan Aneurisma Otak

  • Kendalikan tekanan darah tinggi secara rutin.
  • Hindari merokok dan konsumsi alkohol.
  • Terapkan gaya hidup sehat dan olahraga teratur.
  • Hindari stres berlebihan.
  • Lakukan pemeriksaan berkala jika memiliki riwayat keluarga aneurisma.

Deteksi Dini, Cegah Komplikasi Berat

Aneurisma otak sering kali tidak menimbulkan gejala sebelum terjadi komplikasi. Dengan pemeriksaan Cathlab bersama dr. Habibi di RSIJ Cempaka Putih, pasien dapat mengetahui kondisi pembuluh darah otak secara menyeluruh dan mendapatkan penanganan yang tepat sebelum terlambat.

22/11/2025
117 kali
0

Fenomena hujan mikroplastik di Jakarta semakin banyak dibicarakan setelah penelitian BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional) menemukan bahwa setiap sampel air hujan yang diuji mengandung partikel mikroplastik. Temuan ini menegaskan bahwa polusi plastik tidak hanya mencemari laut dan tanah, tetapi kini juga telah memasuki atmosfer dan turun kembali bersama hujan.

Lebih dari sekadar isu lingkungan, mikroplastik kini menjadi ancaman kesehatan manusia, terutama bagi masyarakat perkotaan.

Dalam penjelasannya, Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, Sp.PD-KGEH sebagai dokter spesialis penyakit dalam di RS Islam Jakarta Cempaka Putih menguraikan bahwa mikroplastik memiliki kemampuan untuk masuk ke dalam tubuh manusia. Mikroplastik dapat masuk melalui berbagai jalur dan memicu beragam gangguan kesehatan jangka panjang.

Apa Itu Mikroplastik dan Mengapa Bisa Turun Bersama Hujan?

Mikroplastik adalah potongan kecil plastik berukuran kurang dari 5 mm, bahkan bisa sekecil debu. Partikel ini berasal dari:

  • Sampah plastik yang terurai
  • Serat tekstil sintetis
  • Ban kendaraan
  • Pembakaran sampah plastik

Di kota besar seperti Jakarta, partikel ini bisa terangkat ke atmosfer, terbawa angin, lalu kembali turun sebagai hujan mikroplastik.

Dampak Hujan Mikroplastik bagi Kesehatan

Penjelasan Prof. dr. Ari menjelaskan bahwa mikroplastik dapat masuk ke tubuh melalui jalur pernapasan, pencernaan, dan aliran darah. Berikut beberapa dampaknya:

  1. Mikroplastik yang Terhirup Bisa Menyebabkan Gangguan Paru-Paru
    Hujan mikroplastik membuat partikel plastik lebih mudah melayang di udara. Ketika terhirup, mikroplastik dapat:
  • Menumpuk di paru-paru
  • Menyebabkan batuk kronis
  • Memicu peradangan saluran napas
  • Menyebabkan gangguan jangka panjang seperti PPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronik)

Prof. dr. Ari menekankan bahwa mikroplastik sering membawa zat berbahaya dan radikal bebas yang memperburuk kondisi pernapasan.

  1. Mikroplastik yang Tertelan Bisa Memicu Peradangan Lambung dan Usus

Mikroplastik dapat masuk ke tubuh melalui air minum, makanan, atau percikan air hujan. Dampaknya meliputi:

  • Peradangan lambung (gastritis)
  • Iritasi dan inflamasi kronis pada usus
  • Gangguan penyerapan nutrisi
  • Beban stres oksidatif karena mikroplastik bertindak seperti radikal bebas atau racun tubuh

Jika paparan berlangsung lama, kondisi ini dapat memperburuk fungsi pencernaan.

  1. Risiko Mikroplastik Menyebar ke Aliran Darah dan Mengganggu Sistem Saraf
    Studi terbaru menunjukkan bahwa partikel mikroplastik dapat masuk ke pembuluh darah. Jika mencapai sistem saraf, dapat menyebabkan:
  • Gangguan fungsi sel saraf
  • Penurunan daya ingat dan kemampuan kognitif
  • Potensi gangguan neurologis akibat stres oksidatif

Beliau menegaskan bahwa mikroplastik yang mencapai saraf dapat mempengaruhi proses berpikir dan daya konsentrasi.

  1. Mikroplastik Dapat Menumpuk di Pembuluh Darah dan Memicu Aterosklerosis
    Hujan mikroplastik meningkatkan risiko paparan partikel plastik ke tubuh. Ketika masuk ke aliran darah, mikroplastik dapat:
  • Menumpuk pada dinding pembuluh darah
  • Memicu aterosklerosis
  • Meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke
  • Proses ini berbahaya karena terjadi tanpa gejala langsung.

Mengapa Hujan Mikroplastik di Jakarta Berbahaya?

Paparan mikroplastik bukan sekadar fenomena lingkungan, tetapi ancaman kesehatan publik. Jakarta, sebagai kota padat dengan sumber polusi tinggi, memiliki risiko lebih besar karena:

  • Banyaknya sampah plastik yang tidak terkelola
  • Pencemaran udara dari kendaraan dan industri
  • Praktik pembakaran sampah terbuka
  • Kepadatan penduduk dan aktivitas urban

Partikel mikroplastik sangat ringan sehingga bisa dengan mudah terangkat ke atmosfer, terbawa angin, lalu turun kembali bersama hujan—menjadikannya siklus yang terus berulang.

Cara Mengurangi Risiko Paparan Mikroplastik

Untuk menekan dampaknya, ada banyak upaya yang bisa dilakukan dan ditingkatkan bersama, diantaranya:

  1. Mengurangi penggunaan plastik sekali pakai
    Setiap kantong, botol, dan kemasan plastik yang tidak terurai dengan baik dapat menjadi sumber mikroplastik di masa depan.
  1. Menghindari pembakaran sampah plastik
    Pembakaran plastik melepaskan partikel berbahaya dan mikroplastik ke udara. Pilih metode pengelolaan sampah yang lebih aman.
  1. Menggunakan produk rumah tangga yang ramah lingkungan
    Seperti tas belanja kain, botol minum ulang, dan deterjen rendah mikroplastik.
  2. Mendukung sistem pengelolaan sampah yang lebih baik
    Mulai dari pemilahan hingga daur ulang di tingkat rumah tangga.

Fenomena hujan mikroplastik di Jakarta merupakan peringatan penting bahwa polusi plastik telah mencapai tingkat yang lebih berbahaya. Sebagaimana yang telah dijelaskan oleh Prof. Dr. dr. Ari Fahrial , Sp.PD-KGEH, mikroplastik dapat mengganggu paru-paru, pencernaan, saraf, hingga sistem kardiovaskular. Oleh karena itu, pengurangan penggunaan plastik dan peningkatan pengelolaan sampah menjadi langkah paling efektif untuk mengurangi risiko paparan.

19/11/2025
237 kali
0

Beberapa hari yang lalu, tepatnya Setiap tanggal 14 November, diperingati sebagai Hari Diabetes Sedunia (World Diabetes Day). Peringatan ini menjadi momentum global untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap penyakit diabetes, pencegahannya, serta pentingnya pengelolaan kesehatan yang berkelanjutan.

Tanggal ini juga menandai hari lahir Frederick Banting, ilmuwan asal Kanada yang bersama Charles Best menemukan insulin pada tahun 1921. Penemuan ini menjadi salah satu sejarah penting yang mengubah hidup jutaan orang di seluruh dunia.

Sejarah dan Perkembangan Insulin

Sebelum ditemukannya insulin, penderita diabetes tipe 1 sering kali tidak dapat bertahan hidup lebih dari beberapa bulan. Namun, penelitian Banting dan Best membuktikan bahwa hormon insulin dari pankreas dapat menurunkan kadar gula darah secara signifikan.

Penemuan ini kemudian disempurnakan oleh James Collip dan John Macleod, yang membantu memurnikan ekstrak insulin agar aman digunakan pada manusia. Pasien pertama yang menerima suntikan insulin, Leonard Thompson, berhasil bertahan hidup dan menjadi bukti nyata revolusi medis abad ke-20.

Seiring waktu, insulin terus berkembang:

  • 1920-1950: Insulin berasal dari pankreas hewan (sapi dan babi).
  • 1978: Muncul insulin manusia sintetis hasil bioteknologi menggunakan bakteri coli.
  • 1990-an: Hadir analog insulin, versi yang bekerja lebih cepat atau lebih lama sesuai kebutuhan tubuh.
  • Era modern: Dilengkapi dengan teknologi seperti pompa insulin, sensor gula darah real-time (CGM), hingga penelitian smart insulin yang hanya aktif saat kadar gula meningkat.

Kini, terapi insulin tidak hanya menyelamatkan nyawa, tetapi juga meningkatkan kualitas hidup penderita diabetes di seluruh dunia.

Tema Hari Diabetes Sedunia 2025

Tahun ini, International Diabetes Federation (IDF) mengangkat tema “Diabetes and Well-being”, sementara World Health Organization (WHO) menyoroti “Diabetes Across Life Stages”.

Kedua tema ini menegaskan bahwa penanganan diabetes tidak berhenti pada pengobatan medis semata. Upaya pencegahan, perawatan, dan dukungan emosional perlu dijalankan secara menyeluruh di setiap tahap kehidupan, agar penderita diabetes dapat hidup sehat dan produktif.

WHO merangkum pesan tersebut dalam tiga poin utama yang menjadi fokus peringatan tahun ini.

  1. Diabetes Dapat Terjadi di Setiap Tahap Kehidupan
    Diabetes bukan hanya penyakit usia lanjut. Saat ini, angka diabetes tipe 1 meningkat pada anak-anak, sedangkan diabetes tipe 2 semakin banyak ditemukan pada usia muda akibat pola makan tinggi gula, kurang aktivitas fisik, dan stres.
    Pada usia produktif, diabetes dapat memengaruhi kinerja, kesuburan, serta kesehatan jantung. Sedangkan pada lansia, komplikasi seperti gangguan saraf dan penglihatan menjadi tantangan tersendiri. Karena itu, kesadaran untuk melakukan pemeriksaan kadar gula darah secara rutin dan menjaga pola hidup sehat perlu ditanamkan sejak dini.
  1. Pencegahan dan Perawatan Harus Terintegrasi di Setiap Usia
    Upaya pengendalian diabetes harus bersifat terpadu dan berkelanjutan. Mulai dari edukasi pola makan di usia sekolah, program deteksi dini di usia produktif, hingga perawatan komprehensif pada lansia.
  1. Meningkatkan Well-being dan Self-care pada Penderita Diabetes
    Kesejahteraan penderita diabetes tidak hanya diukur dari kadar gula darah yang stabil, tetapi juga dari kualitas hidup fisik dan mentalnya.
    Pasien yang diberdayakan untuk melakukan self-care seperti memantau kadar gula darah, menjaga pola makan, berolahraga, dan mengelola stres cenderung memiliki kontrol diabetes yang lebih baik.
    Selain itu, dukungan sosial dari keluarga dan tenaga medis berperan besar dalam membangun motivasi dan semangat pasien.
    Teknologi modern seperti aplikasi kesehatan, smartwatch, dan alat suntik otomatis kini mempermudah penderita untuk menjalani perawatan mandiri secara konsisten.

Dari Penemuan Insulin ke Era Well-being

Lebih dari seabad sejak penemuan insulin, dunia kini memahami bahwa diabetes bukan hanya tentang kadar gula darah, tetapi tentang bagaimana seseorang hidup dengan penuh kesadaran dan kesejahteraan di setiap tahap kehidupan.

Peringatan Hari Diabetes Sedunia 2025 menjadi pengingat bagi kita semua untuk:

  • Menjaga pola hidup sehat,
  • Melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala, dan
  • Mendukung lingkungan yang inklusif bagi penderita diabetes.

Dengan edukasi, akses perawatan, dan dukungan sosial yang memadai, diabetes dapat dikendalikan, dan setiap individu dapat mencapai kesejahteraan hidup yang optimal.

Setiap orang berhak hidup sehat dan sejahtera di setiap tahap kehidupannya.

18/11/2025
154 kali
0

Menjaga Nilai Al-Ma’un di Tengah Krisis Kemanusiaan

Oleh: Dr. Pradono Handojo – Direktur Utama RS Islam Jakarta Cempaka Putih

Beberapa waktu terakhir, suasana publik terasa cukup ramai. Ada tragedi ledakan di SMA Negeri 72 Jakarta yang membuat kita semua terkejut, lalu disusul kabar tentang seorang warga Baduy yang disebut mengalami kesulitan saat ingin mendapat layanan medis setelah menjadi korban pembegalan. Informasi seperti ini cepat sekali menyebar, dan tak jarang ada bagian cerita yang berubah arah sebelum sempat diperiksa kebenarannya.

Di RS Islam Jakarta Cempaka Putih, kabar-kabar seperti ini otomatis membuat kami kembali melihat ke dalam: sejauh apa nilai-nilai yang kami pegang selama ini benar-benar hidup dalam pelayanan sehari-hari?

Al-Ma’un: Fondasi yang Cukup Lama Menjadi Nafas Pelayanan

Dalam dunia Muhammadiyah, Al-Ma’un bukan hanya nama surat yang sering kita dengar. Ia berkembang menjadi satu bentuk teologi sosial yang sangat dekat dengan praktik keseharian: membantu anak yatim, menguatkan orang miskin, dan membela mereka yang tidak berdaya. Ajaran itu kemudian diwujudkan dalam bentuk sekolah, universitas, panti asuhan, kegiatan sosial, termasuk rumah sakit seperti yang kami jalankan sekarang.

Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas, berikut terjemahan Surat Al-Ma’un ayat 1–7:

  1. “Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama?”

  2. “Maka itulah orang yang menghardik anak yatim,”

  3. “dan tidak mendorong memberi makan orang miskin.”

  4. “Maka celakalah orang yang salat,”

  5. “(yaitu) orang-orang yang lalai terhadap salatnya,”

  6. “yang berbuat riya,”

  7. “dan enggan (memberikan) bantuan.”

Ayat-ayat ini mengingatkan bahwa seseorang tidak cukup hanya tampak taat secara ritual, tetapi juga harus hadir membela mereka yang sedang lemah. Prinsip itu pula yang sejak lama memengaruhi cara kami memandang pasien yang datang, terutama mereka yang berada dalam kondisi darurat atau tidak membawa identitas lengkap.

Soal Warga Baduy: Meluruskan yang Perlu Diluruskan

Kasus warga Baduy yang viral kemarin adalah contoh bagaimana cerita bisa bergeser cepat. Banyak orang yang langsung mengira tempatnya adalah RS Islam Jakarta Cempaka Putih. Padahal setelah ditelusuri dengan Dinas Kesehatan, hasilnya jelas: lokasinya bukan di RS Islam seperti yang didugakan selama ini

Jadi ada bagian informasi yang meleset, dan kami rasa penting untuk menyampaikan yang sebenarnya. Bukan untuk membantah atau masuk dalam perdebatan, tetapi agar masyarakat tidak menyimpan persepsi yang keliru. Informasi yang disampaikan ini juga berdasarkan hasil penelusuran yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan bahwa tidak ada satupun Rumah Sakit yang melakukan penolakan oleh pasien Baduy tersebut. 

“Setelah kami lakukan verifikasi lapangan dan berkoordinasi langsung dengan pihak rumah sakit, hasilnya menunjukkan bahwa klaim penolakan tersebut tidak benar,” ujar Ani di Jakarta, pada Kamis (13/11).

Di IGD, prioritas kami selalu sama: kalau ada orang datang dalam keadaan darurat, ya ditolong dulu. Urusan administrasi bisa menyusul. Prinsip itu sudah berjalan bertahun-tahun dan menjadi bagian dari budaya kerja kami. Apalagi nilai Al-Ma’un sendiri dengan tegas melarang kita menelantarkan orang yang sedang kesulitan.

Tragedi SMA 72: Ketika Semua Bergerak Lebih Cepat dari Pikiran

Tidak lama sebelum isu warga Baduy beredar, tim RS Islam berada dalam situasi yang menegangkan. Kabar ledakan di SMA Negeri 72 masuk secara mendadak, dan dalam hitungan menit tenaga medis langsung bersiap. Tidak ada pertanyaan panjang yang ada hanya langkah-langkah cepat untuk memastikan korban bisa ditangani segera.

Kejadian itu menegaskan lagi bahwa nilai Al-Ma’un bukan sekadar konsep di atas kertas. Ia hadir lewat tindakan para dokter, perawat, petugas IGD, sopir ambulans, hingga staf administrasi yang mengurus proses di belakang layar. Mereka bergerak dengan rasa tanggung jawab yang sama: melindungi manusia, apa pun kondisinya.

Pelayanan yang Bertahan Karena Nilainya, Bukan Sekadar Fasilitasnya

Rumah sakit bisa memperbarui alat, menambah ruangan, atau membangun gedung baru. Semua itu penting dan membantu meningkatkan kualitas layanan. Tetapi yang membuat pelayanan kesehatan benar-benar berarti adalah niat untuk menjaga martabat setiap orang yang datang.

Nilai Al-Ma’un memberi pengingat sederhana: jangan membeda-bedakan. Jangan menunda sesuatu yang bisa menyelamatkan nyawa. Jangan membiarkan administrasi mengalahkan kemanusiaan. Bagi kami, nilai itu bukan jargon ia justru menjadi alasan kenapa rumah sakit ini berdiri sejak awal.

Penutup

Di tengah arus informasi yang begitu cepat, terkadang kebenaran datang belakangan. Namun di rumah sakit, prinsipnya tetap harus sama: melayani dengan hati dan memastikan keselamatan pasien menjadi prioritas.

Nilai Al-Ma’un menjadi kompas yang membantu kami tetap tegak di tengah berbagai situasi, baik yang terlihat di depan mata maupun yang bergulir di dunia digital. Itu pula yang ingin terus kami jaga, agar pelayanan kesehatan di RS Islam Jakarta Cempaka Putih bukan hanya bermanfaat secara medis, tetapi juga menghadirkan ketenangan bagi semua yang datang.

17/11/2025
162 kali
Halaman 1 dari 66

Pendaftaran Rawat Jalan

Promo Layanan. *baca syarat dan ketentuan berlaku
  • Penyelenggaraan Pelayanan kesehatan di RS Islam Jakarta Cempaka Putih bertujuan meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan rujukan menuju RS Islam Jakarta Cempaka…
    RS Islam Jakarta Cempaka Putih
Rekanan RS Islam Jakarta Cempaka Putih #Asuransi #BUMN #BUMD #Perusahaan

Terakreditasi Nomor. LARSI/SERTIFIKAT/096/02/2023

Lulus Tingkat Paripurna      

Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih

  • Jl. Cemp. Putih Tengah I No.1, RT.11/RW.5, Cempaka Putih Timur, Kecamatan Cempaka Putih, Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta. 10510
  • +6221 4280 1567
  • +6221 425 0451
  • rsijpusat@rsi.co.id

Pendaftaran Pasien Rawat Jalan Khusus BPJS

Pendaftaran Rawat Jalan Pasien Umum, Jaminan Perusahaan & Asuransi

  • +6221 425 0451 ext. 6508

Visitors

© 2018-2024. Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih