Cedera patah tulang pada anak merupakan salah satu kasus yang cukup sering terjadi akibat aktivitas fisik yang tinggi, seperti bermain, berlari, atau berolahraga. Meskipun tulang anak lebih lentur dibandingkan tulang orang dewasa, risiko patah tulang tetap ada, terutama bila terjadi benturan atau jatuh dengan keras. Kondisi ini perlu mendapatkan perhatian khusus, karena selain menimbulkan rasa nyeri dan keterbatasan gerak, cedera tulang pada anak juga dapat memengaruhi pertumbuhan tulang di masa depan.
Aktivitas anak yang tinggi memang membuat mereka lebih rentan mengalami cedera, terutama ketika melakukan aktivitas fisik yang berlebihan. Menurut DR. dr. Aryadi Kurniawan, Sp.OT., Subsp.A (K), Spesialis Orthopedi & Traumatologi RS Islam Jakarta Cempaka Putih, cedera seperti ini perlu diperhatikan serius karena dapat memengaruhi pertumbuhan tulang anak bila tidak ditangani dengan tepat. “Seorang anak yang mengalami cedera tulang sangat cepat sembuh. Dia akan sembuh, akan hilang sakitnya, akan tetapi dalam posisi yang kurang baik, bengkok, berputar sehingga akan mengakibatkan kepada kisaran gerak sendi yang akan terganggu. Pada akhirnya hal tersebut akan mengakibatkan penurunan kualitas hidup sang anak.” Jelas dr. Aryadi.
Cedera tulang dapat disebabkan oleh berbagai hal, mulai dari aktivitas ringan hingga kecelakaan yang lebih berat. Beberapa penyebab yang sering dijumpai antara lain:
Membedakan antara keseleo dan patah tulang pada anak memang tidak selalu mudah. “Anak usia 8 – 10 tahun jatuh dan cedera otomatis dia pasti akan menangis dan akan bilang mama/papa sakit. Bahkan dia bisa dengan spesifik menunjukkan lokasi sakitnya. Orang tua juga lebih mudah mengidentifikasi berat, ringan, dan derajat cedera yang terjadi,” jelas dr. Aryadi. Namun, ada beberapa tanda khas yang perlu dikenali:
Aryadi menambahkan “Tantangan muncul ketika orang tua berhadapan dengan anak usia misalnya dibawah 5 tahun. Orang tua tidak bisa mengandalkan kepada komunikasi verbal tapi mengandalkan pada komunikasi non-verbal, yaitu: anak biasanya hanya menangis, tapi anak tidak mau menggerakkan anggota gerak badan yang terlibat cedera tersebut.”
Tulang anak memiliki struktur yang masih tumbuh sehingga jenis patahnya berbeda dari orang dewasa. Jenis fraktur yang sering terjadi di antaranya:
Penanganan fraktur anak harus dilakukan oleh dokter spesialis ortopedi anak atau melalui layanan rehabilitasi medik. Proses penanganan biasanya meliputi:
Pesan dr. Aryadi untuk Orang Tua
Aryadi mengingatkan bahwa penanganan cepat dan tepat menjadi kunci utama agar pertumbuhan tulang anak tidak terganggu. Selain itu, pencegahan juga penting dilakukan:
“Kalau hanya memar, biasanya 2–3 jam sudah bisa digerakkan. Kalau tetap tidak mau gerak dan bengkak, segera ke RS untuk pemeriksaan rontgen.,” tutup dr. Aryadi.
RS Islam Jakarta Cempaka Putih menyediakan layanan Rehabilitasi Medik dan Ortopaedi Anak dengan fasilitas modern di Gedung IGD Baru. Ditangani langsung oleh dokter spesialis kedokteran fisik & rehabilitasi (Sp.KFR), fisioterapis, okupasi terapis, serta terapis wicara profesional yang siap mendampingi proses pemulihan anak.
Buka setiap hari Senin – Sabtu pukul 08.00 – 16.00 WIB.
Melayani pasien BPJS Kesehatan, Asuransi, Jaminan Perusahaan, maupun Umum.
Info layanan selengkapnya dapat menghubungi:
Pendaftaran BPJS: 0858-5005-0010
Pendaftaran Umum, Asuransi, dan Perusahaan: 0812-1349-1516
© 2018-2024. Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih
Admin
Keluhan, Kritik dan Saran
Keluhan, Kritik dan Saran (Senin-Jum'at: 08.00-16.00 WIB) Diluar jam mohon maaf bila lambat merespon..
07:00Informasi
Medical Check Up
Info dan Pendaftaran Medical Check Up.
07:00Pendaftaran Rawat Jalan
Khusus Pasien BPJS
Pendaftaran Pasien Rawat Jalan Khusus Pasien BPJS (booking maksimal H-1. Baca syarat dan ketentuan.
07:00Pendaftaran Rawat Jalan
Pribadi, Asuransi, dan Perusahaan
Pasien Rawat Jalan dengan Jaminan Pribadi, Asuransi, dan Perusahaan.
07:00