You are here:RSIJCP/Pusat Informasi/Artikel/Trigger Finger: Tanda, Penyebab, dan Kapan Harus Periksa

Trigger Finger: Tanda, Penyebab, dan Kapan Harus Periksa

Diterbitkan di Artikel
Rabu, 17 Desember 2025
8 kali

Trigger finger atau stenosing tenosynovitis adalah kondisi ketika tendon fleksor pada jari mengalami hambatan saat bergerak melewati selubungnya (pulley), sehingga jari terasa mengunci, tersangkut, atau mengeluarkan bunyi “klik” saat digerakkan. Kondisi ini semakin umum ditemukan pada usia dewasa dan sering berhubungan dengan aktivitas repetitif atau gangguan metabolik.

Pemahaman tentang tanda, penyebab, dan kapan perlu memeriksakan diri ke dokter sangat penting untuk mencegah kondisi menjadi kronis.

Tanda dan Gejala Trigger Finger

Gejala trigger finger muncul akibat kombinasi inflamasi, penebalan pulley A1, dan perubahan struktur tendon. Kondisi ini dapat berkembang secara perlahan ataupun tiba-tiba.

Berikut tanda-tanda yang paling umum:

  1. Sensasi “Klik” atau Mengunci
    Saat jari ditekuk atau diluruskan, tendon yang tersangkut akan menyebabkan gerakan seperti meloncat atau mengunci.
  1. Nyeri pada Pangkal Jari
    Terutama pada area telapak tangan dekat pangkal jari. Nyeri sering meningkat saat menggenggam atau mencubit.
  1. Nodul atau Benjolan Kecil
    Benjolan ini merupakan penebalan tendon akibat inflamasi kronis, sering kali terasa ketika ditekan.
  1. Kekakuan Jari pada Pagi Hari
    Inflamasi yang meningkat di malam hari menyebabkan tendon sulit bergerak pada pagi hari.
  1. Jari Menekuk dan Sulit Diluruskan
    Pada tahap yang lebih berat, jari bisa terkunci dalam posisi menekuk dan hanya bisa diluruskan dengan bantuan tangan lain.
  1. Penurunan Kemampuan Menggenggam
    Seiring memburuknya gejala, pasien dapat mengalami kesulitan melakukan aktivitas sederhana seperti menggenggam benda kecil atau memegang tas.

Penyebab Trigger Finger

Berikut beberapa mekanisme utama yang berkontribusi terhadap terjadinya trigger finger:

  1. Penebalan Pulley A1 (Fibrosis & Inflamasi)

Studi histopatologi menunjukkan adanya:

  • Penebalan dan pengerasan (fibrosis) pulley A1,
  • Peningkatan deposisi kolagen,
  • Pembengkakan selubung tendon.
  • Perubahan ini mempersempit ruang gerak tendon dan menyebabkan perlekatan.
  1. Aktivitas Repetitif

Gerakan berulang seperti menggenggam erat, menjahit, menggunting, mengetik, atau menggunakan alat tangan memicu stres mekanis berlebih sehingga memicu mikrotrauma dan inflamasi pada tendon.

  1. Diabetes

Penderita diabetes memiliki risiko 4–10 kali lebih tinggi mengalami trigger finger. Kadar gula yang tidak stabil menyebabkan perubahan struktural tendon yang membuatnya lebih kaku dan mudah teriritasi.

  1. Penyakit Inflamasi dan Metabolik

Termasuk:

  • Rheumatoid Arthritis,
  • Gout,
  • Hipotiroidisme.

Kondisi ini meningkatkan inflamasi dan pembengkakan pada jaringan tendon.

  1. Faktor Usia dan Gender

Wanita usia 40–60 tahun tercatat memiliki prevalensi lebih tinggi, kemungkinan terkait perubahan hormon dan elastisitas jaringan.

  1. Riwayat Cedera Tangan

Trauma, benturan, atau penggunaan berlebihan dapat memicu inflamasi lokal yang berujung pada stenosis selubung tendon.

Kapan Harus Memeriksakan Diri ke Dokter?

Trigger finger sering dianggap sepele pada awalnya, namun kondisi ini bisa menjadi kronis jika dibiarkan. Anda perlu segera memeriksakan diri jika mengalami:

  1. Jari Sering Mengunci atau Mengeluarkan Bunyi Klik
    Terutama jika terjadi setiap hari atau semakin bertambah frekuensi.
  1. Nyeri Tidak Berkurang Setelah Istirahat
    Jika nyeri bertahan lebih dari beberapa hari atau mengganggu aktivitas harian.
  1. Jari Terkunci dalam Posisi Menekuk
    Ini merupakan tanda progresi kondisi ke tahap yang lebih serius.
  1. Kaku Parah di Pagi Hari
    Jika kekakuan berlangsung lama dan memengaruhi kemampuan menggenggam.
  1. Anda Penderita Diabetes
    Gejala ringan pada penderita diabetes dapat berkembang lebih cepat sehingga perlu evaluasi lebih awal.
  1. Terjadi Pembengkakan atau Nodul yang Membesar
    Pertanda inflamasi yang semakin berat dan butuh intervensi medis.

Bagaimana Penanganan Trigger Finger?

Meskipun artikel ini berfokus pada tanda dan penyebab, penting untuk mengetahui gambaran umum penanganannya:

Penanganan Non-Operatif:

  • Istirahat dan modifikasi aktivitas,
  • Splinting,
  • NSAIDs,
  • Fisioterapi,
  • Injeksi kortikosteroid (efektivitas tinggi pada kasus awal).

Penanganan Operatif:

  • Open Surgical Release,
  • Percutaneous Release
    dengan tingkat keberhasilan di atas 90%.

Trigger finger merupakan kondisi yang dapat mengganggu fungsi tangan, tetapi sangat dapat ditangani bila dikenali sejak dini. Memahami tanda-tandanya, mengetahui faktor risiko, dan mengetahui kapan harus periksa ke dokter membantu mencegah kondisi memburuk. Jika gejala memengaruhi aktivitas atau tidak membaik dengan istirahat, pemeriksaan medis sangat dianjurkan, terutama bagi penderita diabetes.

Share ke Media Sosial

Pendaftaran Rawat Jalan

Promo Layanan. *baca syarat dan ketentuan berlaku
Rekanan RS Islam Jakarta Cempaka Putih #Asuransi #BUMN #BUMD #Perusahaan

Terakreditasi Nomor. LARSI/SERTIFIKAT/096/02/2023

Lulus Tingkat Paripurna      

Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih

  • Jl. Cemp. Putih Tengah I No.1, RT.11/RW.5, Cempaka Putih Timur, Kecamatan Cempaka Putih, Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta. 10510
  • +6221 4280 1567
  • +6221 425 0451
  • rsijpusat@rsi.co.id

Pendaftaran Pasien Rawat Jalan Khusus BPJS

Pendaftaran Rawat Jalan Pasien Umum, Jaminan Perusahaan & Asuransi

  • +6221 425 0451 ext. 6508

Visitors

© 2018-2024. Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih