You are here:RSIJCP/Pusat Informasi/Artikel/Dari Penemuan Insulin hingga Harapan Baru bagi Penderita Diabetes

Dari Penemuan Insulin hingga Harapan Baru bagi Penderita Diabetes

Diterbitkan di Artikel
Selasa, 18 November 2025
110 kali

Beberapa hari yang lalu, tepatnya Setiap tanggal 14 November, diperingati sebagai Hari Diabetes Sedunia (World Diabetes Day). Peringatan ini menjadi momentum global untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap penyakit diabetes, pencegahannya, serta pentingnya pengelolaan kesehatan yang berkelanjutan.

Tanggal ini juga menandai hari lahir Frederick Banting, ilmuwan asal Kanada yang bersama Charles Best menemukan insulin pada tahun 1921. Penemuan ini menjadi salah satu sejarah penting yang mengubah hidup jutaan orang di seluruh dunia.

Sejarah dan Perkembangan Insulin

Sebelum ditemukannya insulin, penderita diabetes tipe 1 sering kali tidak dapat bertahan hidup lebih dari beberapa bulan. Namun, penelitian Banting dan Best membuktikan bahwa hormon insulin dari pankreas dapat menurunkan kadar gula darah secara signifikan.

Penemuan ini kemudian disempurnakan oleh James Collip dan John Macleod, yang membantu memurnikan ekstrak insulin agar aman digunakan pada manusia. Pasien pertama yang menerima suntikan insulin, Leonard Thompson, berhasil bertahan hidup dan menjadi bukti nyata revolusi medis abad ke-20.

Seiring waktu, insulin terus berkembang:

  • 1920-1950: Insulin berasal dari pankreas hewan (sapi dan babi).
  • 1978: Muncul insulin manusia sintetis hasil bioteknologi menggunakan bakteri coli.
  • 1990-an: Hadir analog insulin, versi yang bekerja lebih cepat atau lebih lama sesuai kebutuhan tubuh.
  • Era modern: Dilengkapi dengan teknologi seperti pompa insulin, sensor gula darah real-time (CGM), hingga penelitian smart insulin yang hanya aktif saat kadar gula meningkat.

Kini, terapi insulin tidak hanya menyelamatkan nyawa, tetapi juga meningkatkan kualitas hidup penderita diabetes di seluruh dunia.

Tema Hari Diabetes Sedunia 2025

Tahun ini, International Diabetes Federation (IDF) mengangkat tema “Diabetes and Well-being”, sementara World Health Organization (WHO) menyoroti “Diabetes Across Life Stages”.

Kedua tema ini menegaskan bahwa penanganan diabetes tidak berhenti pada pengobatan medis semata. Upaya pencegahan, perawatan, dan dukungan emosional perlu dijalankan secara menyeluruh di setiap tahap kehidupan, agar penderita diabetes dapat hidup sehat dan produktif.

WHO merangkum pesan tersebut dalam tiga poin utama yang menjadi fokus peringatan tahun ini.

  1. Diabetes Dapat Terjadi di Setiap Tahap Kehidupan
    Diabetes bukan hanya penyakit usia lanjut. Saat ini, angka diabetes tipe 1 meningkat pada anak-anak, sedangkan diabetes tipe 2 semakin banyak ditemukan pada usia muda akibat pola makan tinggi gula, kurang aktivitas fisik, dan stres.
    Pada usia produktif, diabetes dapat memengaruhi kinerja, kesuburan, serta kesehatan jantung. Sedangkan pada lansia, komplikasi seperti gangguan saraf dan penglihatan menjadi tantangan tersendiri. Karena itu, kesadaran untuk melakukan pemeriksaan kadar gula darah secara rutin dan menjaga pola hidup sehat perlu ditanamkan sejak dini.
  1. Pencegahan dan Perawatan Harus Terintegrasi di Setiap Usia
    Upaya pengendalian diabetes harus bersifat terpadu dan berkelanjutan. Mulai dari edukasi pola makan di usia sekolah, program deteksi dini di usia produktif, hingga perawatan komprehensif pada lansia.
  1. Meningkatkan Well-being dan Self-care pada Penderita Diabetes
    Kesejahteraan penderita diabetes tidak hanya diukur dari kadar gula darah yang stabil, tetapi juga dari kualitas hidup fisik dan mentalnya.
    Pasien yang diberdayakan untuk melakukan self-care seperti memantau kadar gula darah, menjaga pola makan, berolahraga, dan mengelola stres cenderung memiliki kontrol diabetes yang lebih baik.
    Selain itu, dukungan sosial dari keluarga dan tenaga medis berperan besar dalam membangun motivasi dan semangat pasien.
    Teknologi modern seperti aplikasi kesehatan, smartwatch, dan alat suntik otomatis kini mempermudah penderita untuk menjalani perawatan mandiri secara konsisten.

Dari Penemuan Insulin ke Era Well-being

Lebih dari seabad sejak penemuan insulin, dunia kini memahami bahwa diabetes bukan hanya tentang kadar gula darah, tetapi tentang bagaimana seseorang hidup dengan penuh kesadaran dan kesejahteraan di setiap tahap kehidupan.

Peringatan Hari Diabetes Sedunia 2025 menjadi pengingat bagi kita semua untuk:

  • Menjaga pola hidup sehat,
  • Melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala, dan
  • Mendukung lingkungan yang inklusif bagi penderita diabetes.

Dengan edukasi, akses perawatan, dan dukungan sosial yang memadai, diabetes dapat dikendalikan, dan setiap individu dapat mencapai kesejahteraan hidup yang optimal.

Setiap orang berhak hidup sehat dan sejahtera di setiap tahap kehidupannya.

Share ke Media Sosial

Pendaftaran Rawat Jalan

Promo Layanan. *baca syarat dan ketentuan berlaku
Rekanan RS Islam Jakarta Cempaka Putih #Asuransi #BUMN #BUMD #Perusahaan

Terakreditasi Nomor. LARSI/SERTIFIKAT/096/02/2023

Lulus Tingkat Paripurna      

Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih

  • Jl. Cemp. Putih Tengah I No.1, RT.11/RW.5, Cempaka Putih Timur, Kecamatan Cempaka Putih, Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta. 10510
  • +6221 4280 1567
  • +6221 425 0451
  • rsijpusat@rsi.co.id

Pendaftaran Pasien Rawat Jalan Khusus BPJS

Pendaftaran Rawat Jalan Pasien Umum, Jaminan Perusahaan & Asuransi

  • +6221 425 0451 ext. 6508

Visitors

© 2018-2024. Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih