• UGD 24/7
  • Jl. Cempaka Putih Tengah I/1
  • +6221 4280 1567 & +6221 4250451
  • Alamat email ini dilindungi dari robot spam. Anda memerlukan Javascript yang aktif untuk melihatnya.

Pentingnya Cuci Tangan

Jumat, 17 Desember 2010 03:54 WIB
8077

Cuci tangan perlu menjadi gaya hidup. Pasalnya dari kebiasaan sederhana ini kualitas kesehatan kita pun akan meningkat. Kebiasaan ini penting dimulai sejak kanak-kanak. Karena lebih sulit mengubah kebiasaan orang daripada memulai menumbuhkan kebiasaan mencuci tangan.

Kenyataan yang banyak ditemui, ketika tangan terlihat kotor setelah memegang benda yang kotor, kuku tampak hitam, noda menempel, berdebu, barulah kita mencuci tangan untuk membersihkannya. Padahal tangan yang terlihat bersih belumlah sebuah jaminan tidak kotor atau terbebas dari kuman. Ada baiknya membasuh tangan atau mencuci tangan sesering mungkin. Tentu saja untuk menghindari penyakit menuju hidup senantiasa sehat.

Ada banyak penyakit yang bisa hinggap di dalam tubuh kita bila kita sering lalai mencuci tangan. Mulai dari bisul, jerawat, tifus, leptospirosis, jamur, polio, disentri, diare, kolera, cacingan, hepatitis A, SARS hingga flu burung. Penyakit-penyakit ini dengan mudah memasuki tubuh lewat tangan yang tercemar oleh kuman, virus, atau parasit. Apakah itu saat memegang buku, memijit nomer telepon, bersalaman, memegang uang, atau barang apa saja. Dari tangan yang tercemar, kuman masuk ke mulut lewat makanan yang kita pegang. Tak terhitung berapa jumlah kuman yang ikut dan secara tidak sengaja masuk ke dalam tubuh bersamaan dengan makanan tersebut. Kuman yang tentu saja akan menimbulkan berbagai penyakit. Jadi tangan menjadi jembatan tersebarnya kuman dari kotoran atau tinja ke mulut.

Berdasarkan data dari WHO, beban ongkos karena menyelepekan kebiasaan cuci tangan ini cukup besar. Seperti kasus cacingan misalnya, sering menyerang anak usia 5 hingga 14 tahun ini menghabiskan biaya pengobatan hingga 30-33 miliar per tahun. Sedangkan angka kasus diare di Indonesia mencapai 301 per 1.000 penduduk dan angka tifus mencapai 300-810 per 1.000 penduduk. Masih ditambah dengan kasus lainnya. Hal ini merupakan akibat dari sanitasi yang buruk dan kebiasaan yang tidak sehat sehingga ongkos yang dibuang Pemerintah Indonesia setiap tahunnya menurut WHO mencapai 6 miliar dolar Amerika.

Penyakit diare menjadi penyebab kematian nomor dua pada balita, nomor tiga pada bayi, dan nomor lima pada semua umur. Penyebab utama diare adalah minimnya perilaku hidup bersih dan sehat di masyarakat. Salah satunya karena pemahaman mengenai cara mencuci tangan dengan sabun secara baik dan benar menggunakan air bersih mengalir. Cuci tangan memakai sabun dapat mengurangi angka diare hingga 47%. Kuman-kuman seperti bakteri dan virus dapat berpindah dengan beberapa cara, terutama saat menyentuh tangan yang kotor atau ketika mengganti popok bayi.

Untuk menumbuhkan kebiasaan mencuci tangan bisa dimulai dengan menyediakan wadah untuk menunjang kegiatan tersebut. Sebaiknya sediakan wastafel di semua tempat. Sekarang ini hanya tempat tertentu yang menyediakan wadah atau untuk mencuci tangan seperti perkantoran, rumah sakit, restauran besar serta beberapa rumah makan. Tidak semua tempat umum menyediakan wastafel. Berbeda dengan WC umum yang hampir ada disetiap tempat, namun itupun jarang menyediakan wastafel. Kadang di restauran atau rumah makan hanya menyediakan air dalam mangkok atau sering dikenal dengan kobokkan saja. Padahal jika kita mencuci tangan di kobokkan, kebersihannya sangat kurang, masih banyak kuman yang menempel ditangan. Apalagi bila satu kobokkan digunakan untuk lebih dari satu orang.

Kemudian mencuci tangan di Indonesia sendiri juga belum menjadi suatu kebiasaan. Ini merupakan salah satu faktor yang menjadi penyebab mengapa orang-orang jarang bahkan tidak pernah mencuci tangan karena mereka tidak terbiasa menjaga kebersihan dan kesehatan dengan mencuci tangan. Padahal mencuci tangan adalah kegiatan sehari-hari yang mudah dilakukan dan penting demi menjaga kebersihan dan kesehatan tubuh. Mencuci tangan dengan air dan sabun akan banyak mengurangi jumlah mikroorganisma dari kulit dan tangan.

Kapan Sebaiknya Kita Cuci Tangan?, Sebaiknya kita cuci tangan dengan air dan sabun:

  • Sebelum dan setelah makan atau menangani makanan (terutama daging mentah)
  • Sebelum mengobati luka pada kulit
  • Sebelum dan setelah merawat orang sakit
  • Sebelum memasukan atau mengeluarkan lensa kontak
  • Sebelum melakukan kegiatan apa pun yang mencakup memasukan jari dalam atau dekat pada mulut, mata, dll.
  • Setelah pakai WC (toilet)
  • Setelah membuang ingus
  • Setelah menangani sampah
  • Setelah mengganti popok
  • Setelah main dengan atau menyentuh hewan, termasuk hewan peliharaan

Apakah Cara Terbaik Mencuci Tangan?

  • Basahi tangan dengan air mengalir
  • Taruh sabun dan buat busa tanpa percikan
  • Gosok: telapak tangan, punggung tangan, sela jari, ibu jari dan pergelangan tangan, selama 10-15 detik
  • Bilas dengan air sampai bersih
  • Keringkan dengan kertas/tisu/handuk katun bersih sekali pakai
  • Matikan keran dengan kertas atau tisu

Perilaku yang higienis melalui perilaku cuci tangan pakai sabun merupakan salah satu faktor penting untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Jadi, masih malas cuci tangan?

Terakreditasi Nomor: LARSI/SERTIFIKAT/096/02/2023

Lulus Tingkat Paripurna      

Bekerja Sebagai Ibadah Ihsan Dalam Pelayanan

Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih

  • Jl. Cempaka Putih Tengah I/1, Jakarta Pusat, Indonesia 10510
  • +6221 4280 1567
  • +6221 425 0451
  • rsijpusat@rsi.co.id

Pendaftaran Pasien Rawat Jalan Khusus BPJS

Pendaftaran Rawat Jalan Pasien Umum, Jaminan Perusahaan & Asuransi

© 2018-2024. Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih