Dunia anak adalah dunia bermain, tidak ada yang menyangkal hal tersebut. Sebagian besar waktu dalam kehidupan mereka selalu diisi dengan bermain, dan kita sebagai orang dewasa memaklumi bahwa bermain merupakan salah satu proses untuk membangun berbagai kecerdasan anak yang nantinya akan berguna di masa depannya.
Dalam kegiatan bermain itu, anak-anak melatih kreativitasnya. Kreativitas perlu dilatih dan dibimbing oleh orangtua sejak dini sehingga bisa menjadi modal bagi anak untuk bertahan dan sukses dalam kehidupan.
Berikut hal-hal yang dapat dijadikan acuan agar anak tumbuh kreatif:
- Pilih pola asuh yang pas. Tidak perlu terlalu mengontrol dan berusahalah meminimalisir larangan. Dengan begitu, anak menemukan kebebasan dalam berkreasi.
- Jangan melakukan kritikan yang mematikan. Kalau mau, berikan koreksi yang membangun. “Wuih hebat, pesawatnya bagus. Cuma, kalau mau terbangnya lebih tinggi coba bikin sayapnya agak besar.”
- Berikan rasa aman dan percaya diri. Dengan ini anak akan menjadi seorang yang berani, tidak ragu, berani mengambil keputusan, berani mengambil risiko, dan bertanggung jawab.
- Hargai karya anak. Seperti apa bentuknya? Cukup dengan perkataan positif, memberikan pujian yang tulus, atau sesekali boleh memberikan hadiah.
- Berikan tantangan. Dengan cara ini, anak akan “memeras” otak untuk mendapatkan jalan keluar. Otaknya pun akan terus dirangsang untuk berpikir kreatif, menyukai tantangan, dan menguasai keterampilan tertentu.
- Tidak memanjakan anak. Memberikan rasa kasih sayang memang perlu, tapi tidak harus memanjakannya. Selain membuat anak malas, kreativitasnya juga bisa mandek.
- Jalin komunikasi yang baik. Ini adalah kunci kesuksesan membentuk anak kreatif. Jika komunikasi kita nyambung dan dimengerti anak, apa yang kita mau atau upayakan akan tecermin dalam usaha anak.
- Sering-sering memberikan pilihan pada anak. Dengan ini anak akan terbiasa dan terkondisi untuk bisa menilai sesuatu, selektif, hati-hati, dan membuat pertimbangan. Beberapa tindakan berikut bisa dicoba:
- Beri anak kebebasan memilih saat kita membelikan sesuatu.
- Hindari “salah” atau “jangan” dalam setiap perkataan. Lebih baik katakan, “sebaiknya”, “kurang benar”, dan kata sejenis yang menunjukkan adanya alternatif lain.
- Hargai setiap pendapat anak.
- Jangan menyepelekan anak. Mungkin karena menganggapnya masih terlalu kecil, anak tidak dianggap keberadaannya. Jadi, libatkan anak dalam diskusi, sharing, atau mengajaknya melakukan aktivitas bersama. Dengan cara itu akan ada banyak masukan yang anak terima, dia juga akan mempunyai banyak bahan yang bisa membuatnya kreatif.