• UGD 24/7
  • Jl. Cempaka Putih Tengah I/1
  • +6221 4280 1567 & +6221 4250451
  • Alamat email ini dilindungi dari robot spam. Anda memerlukan Javascript yang aktif untuk melihatnya.

Berkomunikasi Dengan Anak

Jumat, 17 Desember 2010 00:41 WIB
7985

(Dorothy L, Notle, Children Learn What They Live) Dunia anak adalah dunia yang khas, bukan miniatur dunia orang dewasa. Maka semangat berkomunikasi kepada anak adalah bukan memberitahukan sesuatu yang dianggap baik dari sudut pandang orang dewasa, melainkan duduk sejajar bersama anak, berempati, menemani, dan membuat suasana menyenangkan bagi anak. Dengan komunikasi empatik, maka belajar bersama orang tua bagi sang anak bukanlah sesuatu yang menakutkan dan membebani, melainkan menjadi pengalaman bermain yang menyenangkan.

Jika anak dibesarkan dengan celaan, ia belajar memaki.
Jika anak dibesarkan dengan permusuhan, ia belajar berkelahi.
Jika anak dibesarkan dengan cemoohan, ia belajar rendah diri.
Jika anak dibesarkan dengan penghinaan, ia belajar menyesali diri.
Jika anak anak dibesarkan dengan toleransi, ia belajar menahan diri.
Jika anak dibesarkan dengan dorongan, ia belajar percaya diri.
Jika anak dibesarkan dengan pujian, ia belajar menghargai.
Jika anak dibesarkan dengan rasa aman, ia belajar menaruh kepercayaan.
Jika anak dibesarkan dengan dukungan, ia belajar menyenangi dirinya sendiri.
Jika anak dibesarkan dengan kasih sayang dan persahabatan, ia belajar menemukan cinta dalam kehidupan.

Beberapa Pedoman Berkomunikasi dengan Anak
Dalam berkomunikasi dengan anak, banyak hal yang harus diperhatikan untuk mencapai hasil yang maksimal. Berikut ini beberapa pedoman yang bisa menjadi acuan dalam berkomunikasi dengan anak.

Meningkatkan Kredibilitas
Kredibilitas orang tua menentukan keberhasilan dalam berkomunikasi dengan anak. Orang tua yang mempunyai kredibilitas yang tinggi dimata anak, misalnya mempunyai kharisma, mempunyai pengetahuan yang luas, akan membuat anak lebih percaya dan lebih tertarik. Semakin tinggi kredibilitas orang tua semakin besar daya tarik orang tua untuk lebih meyakinkan anak.

Memahami Personalitas Anak
Personalitas anak juga akan mempengaruhinya dalam proses penerimaan pesan. Seorang anak yang percaya akan kemampuan dirinya akan menerima pesan sesuai denganapa yang telah terbentuk dalam pikirannya, yang mempunyai hubungan dengan kehidupannya.

Seorang anak akan dengan cepat menerima pesan yang berkaitan dengan hal yang disukainya, serta hal yang pernah didengar dan dilihatnya. Singkatnya anak hanya akan mendengar apa yang ingin mereka dengar.

Menumbuhkan Motivasi
Membiasakan diri untuk selalu memberikan dorongan dan motivasi terhadap anak merupakan hal yang sangat penting dalam berkomunikasi dengan anak. Keberhasilan komunikasi dengan anak yang tumbuh karena dorongan yang muncul dari dalam dirinya.

Keberhasilan komunikasi orang tua dan anak secara keseluruhan dapat dilihat dari perubahan positif yang terjadi pada diri anak. Dalam upaya menghasilkan perubahan secara menyeluruh posisi orang tua harus dekat dengan anak, menempatkan dirinya sesuai dengan kondisi anak.

Bersikap sejajar
Keberhasilan dalam berkomunikasi dengan anak, mensyaratkan adanya kesejajaran antara anak dan orang tua, dimana orang tua tidak bersifat menggurui. Disini tercipta suasana kebersamaan. Orang tua mencoba mendalami anak, anak menganggap orang tua sebagai teman, sehingga pesan dapat diterima dengan baik.

Dalam komunikasi yang bertujuan pada pendidikan anak, sikap kesejajaran ini ditujukan ketika orang tua tidak menganggap dirinya lebih tahu segalanya dari anak, sehingga cenderung memaksa anak untuk mengikuti kemauannya. Ketika kita menempatkan diri sebagai seorang teman bercerita dan berusaha mendalami anak, maka anak akan merasa dekat dengan kita, sehingga pesan yang disampaikan akan dimengerti oleh anak.

Memperbanyak Diskusi
Dalam berkomunikasi dengan anak sebaiknya kita melibatkan anak untuk menyampaikan pendapatnya. Sangatlah mungkin, pesan yang diterima merupakan hal-hal yang sebenarnya sudah diketahui oleh anak. Orang tua hanya memberikan penegasan atau penjelasan lebih kuat terhadap apa yang sudah dipahami anak.

Ketika kita bercerita kepada anak, perlu kiranya kita berikan kesempatan kepada anak untuk ikut memberikan komentar terhadap apa yang kita ceritakan. Disini terbuka kesempatan kita untuk menyelipkan pesan, misalnya pesan moral dan nilai- nilai dengan mengunakan kerangka pemahaman yang sudah ada pada anak tersebut.

Suasana diskusi dengan anak, akan lebih berupa kegiatan mengobrol atau bercerita bersama, dan lebih memungkinkan proses transfer pengalaman sesama anak. Anak akan lebih mudah memahami dan mendalami pesan, karena pesan yang disampaikan bukan sesuatu yang asing bagi mereka.

Memberikan kebebasan dalam Berkreasi
Dalam berkomunikasi dengan anak, hendaknya kita berusaha memberikan kebebasan dalam berkreasi dan kesempatan kepada anak untuk melakukan perubahan sikap dan perilaku.

Merupakan sebuah keberhasilan bagi orang tua bila mereka mampu mendorong anak untuk menggambarkan dengan idenya masing – masing dan membuat kesimpulan sendiri dari pesan yang disampaikan.

Menghargai Perbedaan
Perbedaan individu adalah hal yang perlu disadari dalam sebuah proses belajar. Perbedaan mengindikasikan bahwa tidak ada dua anak yang merespons dengan cara yang sama. Respons yang diberikan anak tidak selalu sama dengan apa yang diharapkan orang tua. Orang tua akan lebih sukses bila merencanakan dan menyediakan kondisi dimana anak dapat belajar sesuai kemampuannya.

Mengarahkan Secara Halus
Dalam berkomunikasi dengan anak, hendaklah bersifat tidak memaksa. Perubahan sikap atau perilaku sebaiknya berasal dari dorongan pribadi, karena tujuan kita adalah lebih menciptakan sikap dan prilaku yang konsisten. Cara – cara kasar cenderung membuat anak menjalankan keinginan orang tua karena rasa takut, bukan atas kesadaran sendiri.

Dalam berkomunikasi dengan anak, mengarahkan secara halus akan menghindarkan anak dari rasa takut dan keterpaksaan anak untuk melakukan sesuatu yang sebenarnya merupakan perintah dari orang tua. Suatu cara yang halus, yang menyentuh emosi dan afeksi anak akan membuat anak merasa memiliki dan menyenangi tindakan yang harus dilakukannya.

Mendampingi
Komunikasi tidak akan efektif jika hanya memberikan instruksi, dan kemudian membiarkan anak memahami pesan tersebut tanpa arahan. Ketika anak sedang memahami materi atau pesan yang kita sampaikan, maka pendampingan akan membuat anak merasa aman. Ia merasa aman karena orang tua ada yang siap memberi pertolongan jika ia membutuhkannya.

Menciptakan Iklim Informal
Dalam berkomunikasi dengan anak, orang tua perlu menciptakan suasana berkomunikasi yang kondusif. Iklim yang informal dan santai dalam belajar, dimana anak bebas mengespresikan pendapat mereka dan mengkritisi materi yang disampaikan.

Mendengarkan keluh kesah
Dalam berkomunikasi hendaknya kita mampu mengakomodasikan hal-hal yang muncul diluar konteks materi namun berpengaruh pada kondisi emosional anak. Keluh kesah perlu menjadi pertimbangan karena hal ini bisa menjadi penghambat bagi anak untuk memahami materi atau pesan yang kita sampaikan.

Orang tua harus sabar dalam melayani permintaan anak yang sebenarnya tidak terkait dengan apa yang sedang disampaikan. Suatu pengekangan dan pembatasan terhadap keluh kesah akan mengurangi rasa kepemilikan terhadap apa yang disampaikan.

Tips komunikasi dengan anak-anak, Perhatikan 3 unsur utama:

  1. Pilihan kata, gunakan kata-kata positif dan membangun. Katakan apa yang anda inginkan terjadi. Jika anda ingin anak rajin katakan, “Semakin hari Ibu perhatikan kamu semakin rajin” atau “Baiklah, untuk saat ini Ibu maafkan dan lain kali Ibu percaya kamu akan bertindak lebih baik dan lebih rajin.” Jangan katakan, “Kamu kok malas sih. Mau jadi apa kamu kalau malas begitu.”
  2. Intonasi pengucapan, hal ini mempengaruhi bawah sadar tentang emosi apa yang terkandung dalam kalimat yang diucapkan. Jika kalimatnya positif tetapi intonasinya negatif, si anak akan menangkap kesan negatif dalam bawah sadarnya. Berkatalah dengan lembut dan penuh kontrol diri. Anak-anak ditakdirkan sangat peka terhadap suasana emosi lawan bicaranya.
  3. Bahasa tubuh, gunakan bahasa tubuh yang mendukung perkataan anda, tataplah matanya dan sentuhlah bahu dan tangannya. Hal itu menandakan anda sungguh tulus dengan apa yang anda ucapkan. Jangan sering menjawab atau menanggapi pembicaraan anak sambil mengerjakan tugas lain. Itu mengartikan bahwa anak tidak penting. Sekali lagi proses bawah sadar anak yang menangkap hal itu.

Tagged under

Terakreditasi Nomor: LARSI/SERTIFIKAT/096/02/2023

Lulus Tingkat Paripurna      

Bekerja Sebagai Ibadah Ihsan Dalam Pelayanan

Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih

  • Jl. Cempaka Putih Tengah I/1, Jakarta Pusat, Indonesia 10510
  • +6221 4280 1567
  • +6221 425 0451
  • rsijpusat@rsi.co.id

Pendaftaran Pasien Rawat Jalan Khusus BPJS

Pendaftaran Rawat Jalan Pasien Umum, Jaminan Perusahaan & Asuransi

© 2018-2024. Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih