• UGD 24/7
  • Jl. Cempaka Putih Tengah I/1
  • +6221 4280 1567 & +6221 4250451
  • Alamat email ini dilindungi dari robot spam. Anda memerlukan Javascript yang aktif untuk melihatnya.

Kolonoskopi

Rabu, 17 Oktober 2012 10:42 WIB
21137

Kolonoskopi, suatu alat yang digunakan untuk memeriksa organ di dalam badan secara visual. Caranya mengintip melalui alat tersebut, sehinga dapat dilihat sejelas-jelasnya setiap kelainan yang ada pada organ yang diperiksa. Alat tersebut bukan hanya sebagai sarana diagnostik saja, melainkan juga dimanfaatkan untuk terapi misalnya untuk mengambil polip.

Laporan penelitian dari Eropa dan Amerika Serikat menunjukkan lebih dari 95% kanker kolon berasal dari polip adematous yang tumbuh secara perlahan-lahan. Dengan kemajuan pesat dibidang kolonoskopi dan barium enema kontras ganda, maka polip kecil (ukuran lebih kecil 5 mm) telah dapat dideteksi. Sudah diketahui polip tertentu mempunyai risiko untuk menjadi ganas di kolon. Faktornya adalah jenis histologi dari polip tersebut (adenoma, vilosa), besarnya polip dan derajat displasinya.

Umpamanya polip adenomatosa dengan ukuran 1-2 cm mempunyai risiko keganasan sebanyak 10%, dan bila ukurannya lebih besar 2 cm, maka risikonya menjadi 46%. Sebaliknya pada papiloma vilosa bila ukuran polip 1-2 cm, risiko keganasan sebanyak 26% dan menjadi 60% bila ukurannya lebih besar 2 cm. Polip dengan ukuran kurang 5 mm belum banyak diketahui, menurut para peneliti luar negeri didapati 49,2% dan polip kecil ini termasuk neoplastik (polip), sehingga mempunyai risiko juga untuk menjadi sutu keganasan di kemudian hari.

Jenis polip ini dapat dideteksi dengan kolonoskopi dan bila ada indikasi dilakukan polipektomi. Bila belum dilakukan polipektomi atau bila ada kontraindikasi perlu dilakukan biopsi untuk menentukan sikap dalam penanggulangan selanjutnya. Bila polip masih kecil tentu belum menyebabkan keluhan dan gejala pada penderita. Pada papiloma vilosa bisa dikeluhkan penderita ketika buang air besar banyak mengeluarkan lendir, dan kadang-kadang bercampur darah.

Pada polip adenomatosa, bila sudah besar dapat mempunyai keluhan kejang perut bagian bawah dan tinja bercampur lendir serta darah. Pada suatu keganasan (karsinoma) keluhan tergantung pada besarnya, lamanya dan staging dari kanker tersebut. Badan dapat menjadi kurus, kejang perut bagian bawah, perubahan kebiasaan buang air besar, mencret dengan tinja berdarah campur lendir, atau sulit untuk buang air besar.

Pada karsinoma di daerah sekum (usus besar bagian pangkal) dan kolon asenden gejala stadium terakhirnya karena lumen kolon relatif besar, tetapi terjadi anemia karena perdarahan samar. Sebaliknya pada kanker di daerah rektosigmoid gejala obstruksi cepat terjadi mengingat lumen sigmoid (bagian usus besar yang berbentuk huruf S) tersebut sempit.

Pemeriksaan Kolonoskopi

Apabila endoskopist telah terbiasa melihat gambaran normal kolon tentu mudah menemukan kelainan di daerah kolon. Tetapi tidaklah selamanya demikian mudahnya memperoleh kesimpulan dari apa yang terlihat. Bila kolonoskop terlalu dekat ke lesi yang diperiksa maka tidak dapat dilihat dengan jelas, sedangkan bila kolonoskop terlalu jauh, kelainan kecil tidak terdeteksi.

Bila ditemukan kelainan yang tidak teratur, maka harus diusahakan melihat dari berbagai jarak. Perlu dibuat beberapa foto dan dibuat satu foto yang memperlihatkan keseluruhan lesi tersebut. Lesi yang terlihat tidak selamanya mudah diinterprestasi secara tepat. Hal ini tergantung/dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti, beratnya penyakit, derajatnya, medikasi, saat dilakukan pemeriksaan dan adanya kelainan ikutan yang lain.

Pada kolonoskopi kelainan yang dilihat dibagi berdasarkan gambaran makroskopik. Bila tidak ada penonjolan atau ulkus, maka pengamatan kolonoskopi ditujukan pada kelainan warna, bentuk permukaan dan gambaran pembuluh darahnya. Bila ditemukan kelainan yang merupakan penonjolan (polipoid) maka diperlukan pemeriksaan histologi. Bila ditemukan gambaran lesi depresif saja maka suatu neoplasma sudah hampir dapat disingkirkan karena lesi neoplastik di kolon selalu menonjol, namun begitu masih perlu biopsi untuk pastinya.

Kolonoskopi dengan polipektomi sebaiknya dilakukan di rumah sakit pada penderita dengan rawat inap. Tetapi di negara-negara maju dilakukan pada penderita rawat jalan saja. Norfleet RG memperoleh hasil pada 594 orang penderita rawat jalan ketika dilakukan kolonoskopi atau polipektomi tanpa ada kematian dan komplikasi yang terjadi sama saja seperti pada tindakan rawat inap.

Tindakan kolonoskopi dan polipektomi ini pada umumnya aman di tangan endoskopis berpengalaman dan hanya dengan komplikasi yang dapat diatasi segera. Juga kolonoskopi ini diperlukan untuk menentukan asal usul perdarahan di daerah kolon. Biasanya polip Adenoma ini mempunyai tangkai dan permukaan licin. Tetapi bila polip makin besar, permukaannya dapat tidak teratur lagi. Perlu dilakukan biopsi.

Tumor dengan ukuran 4 cm masih dapat dilakukan polipektomi dengan kolonoskopi. Multipel polip mempunyai kecenderungan keganasan. Secara kolonoskopi bisa suatu polip diduga masih tumor jinak, tetapi biopsi menunjukkan keganasan. Sehingga perlu dilakukan tindakan operasi. Pada inflamatory polip, bisa didapati polip kecil-kecil yang tidak sama ukurannya, dan didapatkan gambaran peradangan (kolitis ulseratif/radang usus, tbc, Crohn).

Polip vilosa biasanya berbentuk trapesium dan tidak bertangkai. Tumor terlihat terduduk di permukaan kolon, tanpa ada ulserasi atau depresi. Permukaannya mempunyai nodul yang tidak teratur dan sedikit hiperemis. Karena tumor ini mempunyai risiko tinggi menjadi tumor ganas perlu dilakukan tindakan operasi untuk reseksi segmental.

Persiapan pasien

  • Pasien atau keluarga membawa surat permintaan pemeriksaan dari dokter umum atau dokter spesialis dan diberikan kepada petugas pendaftaran radiologi
  • Petugas pendaftaran cek kelengkapan data pasien dan pemeriksaan yang diminta.
  • Petugas administrasi menjelaskan persiapan pemeriksaan, persyaratan administrasi dan jadwal pengambilan hasil rontgen.
  • Petugas Administrasi radiologi melakukan pendaftaran dengan memberikan nomor urut pendaftaran sesuai jenis pemeriksaan
  • Pasien diberitahu tentang besarnya biaya pemeriksaan, jika setuju petugas pendafaran akan memasukkan data pasien ke dalam program billing dan manual serta memasukkan transaksinya
  • (Dalam perawatan) sebelum pemeriksaan kolonoskopi , pasien dianjurkan diet cair /bubur kecap selama 1 hari , minum banyak 3-4 liter/hari, malam hari diberi obat pencahar , dan pagi hari 2 jam sebelum pemeriksaan diberi Yall solution, Fosen, atau Flet enema .
  •  Pemeriksaan laboratorium ( HB,HT,Lecosit,Trombosit, BT,CT, PT.APTT )
  • Pasien umur diatas 40 tahun sebaiknya dilakukan rekam jantung ( EKG )
  • Informed consent / persetujuan sebelum tindakan
  • Bila pemeriksaan dengan Anestesi konsul dokter anestesi

Telepon Radiologi : 

  • +62-21 425-0451
  • +62-21 428-01567
    Ext : 321 dan 323

 

Terakreditasi Nomor: LARSI/SERTIFIKAT/096/02/2023

Lulus Tingkat Paripurna      

Bekerja Sebagai Ibadah Ihsan Dalam Pelayanan

Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih

  • Jl. Cempaka Putih Tengah I/1, Jakarta Pusat, Indonesia 10510
  • +6221 4280 1567
  • +6221 425 0451
  • rsijpusat@rsi.co.id

Pendaftaran Pasien Rawat Jalan Khusus BPJS

Pendaftaran Rawat Jalan Pasien Umum, Jaminan Perusahaan & Asuransi

Statistik Web

Hari ini1125
Minggu ini4212
Bulan ini18197
  • IP: 3.238.62.119
  • Browser: Unknown
  • Browser Version:
  • Operating System: Unknown

Who Is Online

5
Online

© 2018-2024. Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih